Di ternagh berbagai ancaman digital, termasuk serangan ransomware yang dapat mengancam infrastruktur vital, sangat penting bagi Indonesia untuk memiliki resiliensi keamanan siber yang kokoh dan kuat. Terkait hal ini, Huawei berpartisipasi dalam National Cybersecurity Connect (NCC) 2024, forum tahunan yang diselenggarakan oleh Asosiasi Penyelenggara Teknologi Informasi dan Komunikasi Nasional (APTIKNAS) dan Dewan Transformasi Digital Industri Indonesia (WANTRII) dalam rangka penciptaan kerangka kerja Digital TRUST.

Dalam NCC 2024, Huawei memperkenalkan solusi-solusi keamanan digitalnya, seperti teknologi anti-ransomware dan sistem perlindungan infrastruktur kritikal. Dengan menghadirkan produk dan solusi terkini, Huawei berkomitmen untuk memperkuat ekosistem keamanan siber di Indonesia serta mendukung pertumbuhan ekonomi digital nasional.

Baca Juga: Huawei Digital Power Perkuat Infrastruktur Kendaraan Listrik Lewat FusionSolar

"Indonesia telah menetapkan visi menjadi kekuatan ekonomi kelima terbesar di dunia dalam visi Indonesia Emas 2045 dengan ekonomi digital sebagai tulang punggungnya. Saat ini, ekonomi digital mengalami banyak gangguan dari berbagai serangan siber. Melalui gelaran NCC 2024, kita mendapatkan beberapa rekomendasi penting yang dapat disampaikan kepada pemerintah demi penguatan keamanan siber nasional," ucap Slamet Aji Pamungkas, Deputi Bidang Keamanan Siber dan Sandi Perekonomian, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), dikutip Rabu (15/10/2024).

Mengusung tema A Journey into Cyber Resilience, NCC 2024 didukung oleh berbagai pemangku kepentingan dari sektor pemerintah, swasta, serta akademisi. Hadir dalam gelaran kongres ini berbagai pejabat tinggi dari instansi pemerintah dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) serta perwakilan dari sektor industri dan akademisi, termasuk dari beberapa negara Asia Tenggara.

Kian Chen, Vice President, Huawei Indonesia, dalam sambutannya, mengafirmasikan kembali komitmen Huawei untuk memperkuat lanskap keamanan siber di Indonesia. "Perjalanan Visi Indonesia Digital 2045, ekonomi digital Indonesia akan mencapai sekitar 20% dari PDB dan menciptakan lebih dari 60 Unicorn. Sementara itu, Indonesia baru saja mencapai Tier 1 Role modelling pada Tier Performance yang mencakup langkah-langkah hukum keamanan siber, langkah-langkah teknis, langkah-langkah organisasi, pengembangan kapabilitas, dan langkah-langkah kerja sama dari Global Cybersecurity Index 2024 yang dirilis oleh ITU [International Telecommunication Union]," jelasnya.

"Dengan pesatnya perluasan lanskap digital kita, muncul kebutuhan yang makin meningkat akan langkah-langkah keamanan siber yang kuat untuk melindunginya. Kami percaya bahwa kepercayaan digital adalah fondasi kemakmuran digital Indonesia saat menuju dunia yang cerdas dan digital. Kepercayaan Digital lebih dari sekadar nilai, itu adalah ekosistem," kata Kian.

Pada kesempatan NCC 2024, BSSN, Poltek SSN, Huawei, dan CDEF juga meluncurkan buku kajian ketahanan siber dengan judul Vulnerability Management yang membahas tren keamanan siber dan inovasi teknologi utama dalam manajemen kerentanan.

Selama beberapa tahun terakhir, Huawei telah menandatangani sejumlah MoU dan perjanjian BSSN dan Politeknik SSN serta berbagai pemangku kepentingan lainnya. Langkah ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan Huawei untuk membangun kapasitas talenta digital Indonesia, khususnya di bidang keamanan siber. Komitmen ini selaras dengan tujuan nasional dalam menciptakan ekosistem digital yang aman dan tangguh.

NCC 2024 berlangsung selama dua hari dengan diskusi meja bundar bagi para pemangku kepentingan untuk saling berbagi praktik terbaik dan wawasan dalam pilar Digital TRUST. Gelaran kongres diakhiri dengan ringkasan rekomendasi yang kemudian akan dirumuskan dalam dokumen resmi dan diserahkan kepada pembuat kebijakan serta dibagikan kepada seluruh pemangku kepentingan.