Mengikuti tren bisa menjadi hal dilematis bagi para pebisnis. Di satu sisi, mengikuti tren dinilai dapat meningkatkan eksposur bisnis. Namun di sisi lain, mengikuti tren dapat menjadi boomerang bagi stabilitas bisnis. Lantas, harus bagaimana?
Co-Founder Anomali Coffee, Irvan Helmi, mengungkapkan bahwa hal yang paling bijak ketika pebisnis ingin mengikuti tren ialah ikuti yang sesuai dengan value dari brand yang dimiliki. Tak hanya relevan pada value, tetapi tren yang diikuti juga harus relevan dengan pelanggan.
Baca Juga: IdeaFest 2024 Jadi Enabler Kreativitas Anak Bangsa
"Kalau mengikuti trend, pastikan trend itu relevan dengan customer dan relevan dengan brand value kita, maka itu menjadi kesempatan. Tapi kalau misalnya sekedar ikut-ikutan trend, tapi sebenarnya tidak relevan dengan brand, tidak perlu ikuti," tegasnya dalam wawancara khusus bersama Olenka di sela-sela IdeaFest, Minggu, 29 Oktober 2024.
Ia menambahkan, mengikuti tren menjadi suatu hal penting untuk dilakukan para pebisnis. Sementara itu, hal yang pantang dilakukan ialah bersikap fear of missing out (FOMO).
"Kalau FOMO itu ibarat setiap kali kereta lewat itu kita mau naik, tapi sebenarnya tujuannya beda-beda. Ketika kereta itu tujuannya nggak jelas ke mana, kita mau ikut terus ke kereta itu, ya itu sama juga penasaran dan nggak ada hasilnya, itu namanya FOMO," lanjutnya.