Dalam pembukaan Sustainability Forum 2025 yang digelar di kampus Monash University, Indonesia, Direktur Jenderal Energi Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI, Eniya Listiyani Dewi, menegaskan bahwa energi terbarukan merupakan inti dari transisi energi Indonesia. Ia juga menyoroti kesenjangan antara pendidikan vokasi dan kebutuhan industri, khususnya di bidang teknis.
Menurut Badan Energi Terbarukan Internasional (IRENA), sektor energi terbarukan di Indonesia berpotensi menciptakan 400.000 pekerjaan baru pada tahun 2030. Namun, laporan LinkedIn menunjukkan bahwa antara tahun 2023-2024, permintaan terhadap talenta hijau meningkat sebesar 11,6%, sedangkan pasokannya hanya tumbuh sebesar 5,6%.
Baca Juga: Dukung Ketahanan Energi Nasional, PLN dan Lemhannas Sinergi Antarlembaga
"Transisi energi bukan hanya tentang mengganti sumber energi, melainkan juga menciptakan peluang kerja yang inklusif dan berkelanjutan bagi generasi muda. Untuk itu, upaya upskilling dan perluasan akses pendidikan vokasi menjadi langkah strategis. Langkah ini penting agar generasi muda dapat berperan aktif sebagai penggerak menuju masa depan yang lebih berkelanjutan," jelas Eniya Listiyani Dewi, dikutip Selasa (27/5/2025).
Mendukung gelaran Sustainability Forum 2025 yang mempertemukan lebih dari 300 pemimpin lintas sektor terkait sektor energi terbarukan, Monash University, Indonesia meluncurkan program Master of Sustainability sebagai bagian penting dari komitmen strategisnya terhadap keberlanjutan. Program yang akan dimulai pada tahun ajaran 2025/2026 ini dirancang untuk mencetak tenaga profesional yang tidak hanya memiliki keterampilan teknis, tetapi juga pemahaman mendalam tentang kebijakan dan bisnis keberlanjutan.
Profesor Matthew Nicholson, Pro-Vice Chancellor & President Monash University, Indonesia, mengatakan, "Indonesia berada di garis depan transisi keberlanjutan global. Namun, keberhasilannya bergantung pada kemampuan kita untuk membangun tenaga kerja terampil yang dapat mendorong perubahan. Melalui kolaborasi lintas sektor dan pendidikan berkualitas tinggi seperti program Master of Sustainability di Monash University, Indonesia, kami mempersiapkan generasi pemimpin baru untuk membantu mewujudkan target net zero Indonesia pada 2060."
Monash University, Indonesia merancang program Master of Sustainability untuk para profesional dari berbagai latar belakang yang ingin memperdalam pengetahuan tentang keberlanjutan dan menguasai keterampilan praktis untuk menghadirkan solusi nyata. Program ini disesuaikan dengan kebutuhan industri, memastikan lulusannya siap memimpin ekonomi hijau dan menjawab tantangan nasional.
Mahasiswa akan mendalami isu-isu keberlanjutan melalui kurikulum interdisipliner yang mencakup topik-topik seperti mitigasi perubahan iklim, transisi energi, kota berkelanjutan, dan ekonomi sirkular. Mereka juga akan mendapatkan pengalaman langsung melalui penempatan kerja di industri serta proyek kolaboratif bersama perusahaan, pemerintah, dan LSM.
Komitmen Monash University, Indonesia tidak hanya sebatas menawarkan gelar, tetapi juga menciptakan jalur talenta yang mampu memimpin transisi Indonesia menuju ekonomi berkelanjutan. Program ini mendukung target Net Zero 2060 Indonesia dan komitmen Perjanjian Paris, memastikan lulusan siap berkontribusi di tingkat nasional maupun global.