Gaet Raffi Ahmad

Demi menyukseskan Program Petani Milenial ini, beberapa waktu, Kementan pun menggandeng pengusaha sekaligus Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pelaku Seni, Raffi Ahmad, untuk mendorong regenerasi petani milenial. 

Wakil Menteri Pertanian (Wamentan), Sudaryono, menyebut, langkah yang dilakukannya ini guna mewujudkan swasembada pangan dan memperkenalkan sektor pertanian sebagai peluang karier yang menarik bagi generasi muda. 

Sudaryono menegaskan, sektor pertanian memerlukan kontribusi anak muda karena mereka memiliki sifat inovatif, kreatif, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan teknologi. 

“Kami ingin mendorong kolaborasi untuk peningkatan produksi pangan. Kemudian meningkatkan minat generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian,” kata Sudaryono, dalam keterangan resminya, Rabu (13/11/2024). 

Sudaryono menganggap, Raffi Ahmad memiliki potensi besar untuk menginspirasi anak muda agar lebih tertarik dengan dunia pertanian. 

Ia pun berharap, melalui kolaborasinya dengan Raffi Ahmad, bisa mengundang lebih banyak anak muda untuk terlibat langsung dalam dunia pertanian, serta memberikan kontribusi nyata bagi ketahanan pangan Indonesia.

“Jadi saya kira Mas Raffi juga sepakat. Intinya kita akan membuat semacam program kerja, kita akan buatkan semacam roadmap-nya, kemudian kita eksekusi. Saya tidak ingin hanya seremonial, kita betul-betul ingin ini membawa dampak,” terangnya.

Skema Program

Program Petani Milenial yang disebut Brigade Swasembada Pangan ini dipaparkan Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Moch Arief Cahyono, menggunakan skema bagi hasil 70:30, di mana 70 persen pendapatan diberikan kepada brigade, dan 30 persen untuk pemilik lahan.

Selain itu, sebagian dari pendapatan brigade juga disisihkan untuk modal tanam berikutnya agar kegiatan ini berkelanjutan. Dengan begitu, potensi penghasilan Rp10 juta per bulan bahkan bisa lebih besar jika pengelolaan dilakukan secara lebih efisien dan produktif.

"Jika mampu tanam 2–3 kali dalam setahun, hasilnya tentu akan meningkat. Apalagi pemerintah telah menghibahkan alat dan mesin pertanian senilai Rp3 miliar untuk dikelola brigade selama lima tahun,” kata Arief Cahyono.

Kesempatan ini, kata Arief, merupakan peluang besar bagi generasi muda yang ingin bergabung. Menurutnya juga, nantinya, pemerintah tidak hanya memberikan hibah alat dan mesin pertanian (alsintan), tetapi juga menyediakan pendampingan teknis serta benih padi unggul.

Arief juga menuturkan, Pemerintah telah memetakan wilayah dan lahan sawah yang dapat digarap oleh generasi muda. Ada 12 provinsi yang memiliki lahan yang masih dapat dioptimalkan. Meski begitu, dia tidak merinci provinsi tersebut.

Baca Juga: Soemitro Samadikoen Soroti Upaya Swasembada Energi: Petani Indonesia Butuh Keseriusan