Menjawab tantangan sustainability bagi kawasan baru Indonesia, tiga arsitek besar Indonesia: Andra Matin, Budi Pradono, dan Dani Wicaksono menggelar pameran kolosal mereka di BDD (Bintaro Design District) di Kawasan hutan Sampireun–Bintaro. Dalam pameran tersebut, mereka dibantu oleh Fin Yourdan Kasali, anak muda milenial yang punya keterampilan tangan seni dan ketukangan sekaligus putra Guru Besar UI-Rhenald Kasali.
Fin diketahui sudah lama mendirikan workshop ketukangan seninya: Rootslab. Bengkel seninya sudah didatangi utusan-utusan khusus dari Belgia, Spanyol, Singapura dan para duta besar Uni Eropa yang memuja karya-karya sustainability yang indah. Pamerannya bersama para arsitektur kenamaan Indonesia di BDD dapat disaksikan selama periode 30 Oktober–9 November 2024).
Fin Yourdan Kasali sedari awal menyukai barang-barang rongsok yang diolah kembali. Ia juga ahli merangkai bahan-bahan cat dan kimia terbarukan. Menggabungkan kayu, batu, besi dengan lampu, musik, kedap suara alami, dan pewarna alam. Hasilnya, Fin sering memenangkan kejuaraan-kejuaraan dan paviliun buatannya berhasil mengantarkan arsitek-arsitek ternama mendapat penghargaan.
Dua masterpiece karya Fin dengan kolaborasi para arsitek dan creative actor lainnya juga bisa disaksikan di sini. Di dalamnya tercakup creative campaign, alat musik skala besar, soundwave, paviliun sustainable, dan kreatif desain. Mereka menggabungkan bahan-bahan reuse dari proyek-proyek yang terbengkalai, kayu bekas stager, dan bahan lain menjadi desain yang keren dan memukau. Cara mereka memadukannya melahirkan genre baru.
Karya mereka diminati para pengembang, pemilik mal, bahkan para pemuja bangunan indah keberlanjutan. Kedua karya Fin yang memenangkan beragam penghargaan itu pantas untuk disaksikan dan bisa menjadi inspirasi, bisa disaksikan dalam pameran ini, di antaranya, adalah KINEMATIC PAVILION 2.0, pavilion yang di-reuse dari pameran ARCH:ID 2024, dan meraih best booth awards archid dan menang good design awards.
Bersama Kelvin Thengono, Grey Audio Lab, Digital Nativ, Ocra, dan Riyan Berlian, mereka membuat paviliun UNSUNG HEROES. Kolaborasi 6 tokoh di bidang yang berbeda melahirkan pavilion yang bisa menampilkan alat musik skala besar di mana pengunjung dapat berinteraksi dengan pavilion dan menciptakan alunan musik dengan metode gotong royong.