Kutipan klasik dari Benjamin Franklin, yakni ‘Tidur lebih awal dan bangun lebih awal membuat seseorang sehat, kaya, dan bijaksana’, mungkin sudah sering terdengar, tapi coba lihat kebiasaan para pemimpin dunia yang ternyata masih sangat relevan, terutama di tahun 2025.

Di tengah gempuran notifikasi, jadwal yang padat, dan ketidakpastian yang terus meningkat, para CEO dan pemimpin masa kini justru mencari ketenangan di pagi hari.

Ya, bangun lebih pagi bukan cuma soal disiplin, tapi soal mengambil kembali kendali atas hari Anda sebelum dunia mulai menuntut perhatian Anda.

CEO Bangun Sebelum Jam 6, Bukan Mitos

Dikutip dari Forbes, Rabu (14/5/2025), menurut survei dari Inc. terhadap lebih dari 1.000 CEO AS, hampir 2 dari 3 pemimpin bangun sebelum pukul 6 pagi. Dan meskipun data ini muncul dari tahun 2022, pola ini justru semakin kuat di tahun-tahun berikutnya.

Kenapa? Karena tantangan di era ini, mulai dari tekanan global, perubahan teknologi, sampai tuntutan menjaga kesehatan mental, menuntut ruang yang lebih untuk berpikir jernih. Dan satu-satunya waktu yang hampir tidak terganggu adalah pagi hari.

Rutinitas Pagi adalah Ruang untuk Diri Sendiri

Bagi para CEO ruang adalah kemewahan. Saat dunia belum mulai mengganggu, saat grup WhatsApp kantor belum aktif, saat email belum menumpuk, itulah momen suci untuk hadir sepenuhnya dengan diri sendiri.

Rutinitas pagi memberi waktu untuk berhenti sejenak, berpikir lebih dalam, dan menyentuh ulang apa yang benar-benar penting. Di sinilah refleksi terjadi. Di sinilah ide-ide besar muncul. Dan di sinilah emosi bisa diatur, bukan dikuasai.

Baca Juga: Sederet Kebiasaan Pagi Sebelum Jam 9 yang Bisa Mengubah Hidup Jadi Lebih Sukses

Kesendirian Bukan Kelemahan, tapi Sumber Kekuatan

Kesendirian yang disengaja di pagi hari adalah bahan bakar kepemimpinan. Buku Lead Yourself First menyebutkan bahwa pemimpin terbaik adalah mereka yang berani menyendiri untuk berpikir. Pagi hari adalah waktu terbaik untuk itu, jauh dari keramaian, tapi dekat dengan intuisi.

Saat itulah para CEO merenungkan visi, mengevaluasi strategi, atau sekadar menenangkan pikiran sebelum hari dimulai. Dalam sunyi, muncul kejelasan. Dalam hening, lahir kreativitas.

Pagi Hari adalah Zona Aman Emosional

Menjadi CEO bukan cuma soal ambil keputusan bisnis, tapi juga tahan banting mental. Tantangan emosional datang silih berganti, dan pagi hari bisa menjadi benteng pertama untuk bertahan.

Psikolog menyebut bahwa rutinitas yang stabil di pagi hari membantu melatih otot toleransi terhadap stres dan ketidakpastian. Meditasi, olahraga ringan, menulis jurnal, atau sekadar duduk diam sambil menyeruput kopi, semua ini bukan sekadar gaya hidup sehat, tapi sistem pertahanan emosional.

Bangun Pagi Bukan soal Produktivitas Ekstra

Salah satu kesalahpahaman terbesar adalah mengira bangun pagi itu berarti melakukan lebih banyak hal. Padahal sebaliknya, ini tentang menjadi lebih sadar, lebih kuat, dan lebih selaras dengan diri sendiri.

Di dunia yang terus bergerak cepat dan penuh distraksi, rutinitas pagi adalah jangkar. Ia menjaga Anda tetap tenang, tetap fokus, dan tetap manusiawi. Ia bukan to-do list tambahan, melainkan pondasi dari kepemimpinan yang utuh.

Baca Juga: 7 Rahasia Tidur Optimal ala CEO Sukses