Medco Group adalah sebuah konglomerasi perusahaan Indonesia yang bergerak di berbagai bidang yaitu energi, migas, pembangkitan listrik, penambangan batubara, tembaga dan emas, agrobisnis, finansial, fabrikasi, perhotelan, dan properti.

Perusahaan ini sendiri bermula dari sebuah perusahaan kontraktor partikelir di bidang jasa pengeboran minyak dan gas bumi darat (onshore drilling), Meta Epsi Pribumi Drilling.

Adapun, Meta Epsi Drilling Company (Medco) didirikan oleh Arifin Panigoro, seorang pengusaha berdarah Gorontalo pada tahun 1980. Kini, Arifin Panigoro sendiri telah meninggal dunia di usia 76 tahun, di Amerika Serikat pada Minggu 27 Februari 2022 silam.

Sejarah Perusahaan

Dikutip dari laman resmi perusahaan, awal berdirinya Medco sendiri didasari oleh tekad Arifin untuk terjun dalam bisnis jasa pemboran yang saat itu masih dikuasai oleh perusahaan asing. Kegigihannya tersebut didukung oleh pemerintah yang mendorong para pengusaha lokal untuk turut serta dalam pengembangan bisnis di sektor energi.

Berkat profesionalisme yang ditunjukkan dalam bekerja, Medco Group pun memperoleh kepercayaan dari sejumlah perusahaan migas. Beberapa kliennya adalah perusahaan-perusahaan ternama seperti Mobil Oil, Arco, Huffco Indonesia, Total E&P Indonesia, dan juga PT. Pertamini.

Berangkat dari pencapaian Medco dalam bisnis jasa pemboran, Arifin Panigoro pun ingin mengembangkan Medco dari jasa pemboran menjadi perusahaan eksplorasi dan produksi migas.

Langkah awal yang ditempuh adalah dengan mengakuisisi PT Tesoro Indonesia Petroleum Corporation (TIPCO) di Sanga-sanga dan Tarakan, Kalimantan Timur. Langkah ini ternyata mampu mengubah Medco dari perusahaan jasa pemboran menjadi perusahaan energi.

Tak hanya itu, intuisinya yang tajam pun menggugahnya untuk merintis usaha lain di luar migas. Banyak perusahaan yang berdiri, seperti Multifab (konstruksi dan fabrikasi), Medco Agro (Agribisnis), Bank Woori Saudara (keuangan dan perbankan), Elga Networks (Information & Technology), Bali SRI Organik (produksi beras organik), Maleo Luwuk (properti), dan sejumlah perusahaan lainnya.

Diversifikasi usaha dan pengembangan usaha terus dilakukan Medco Group, tidak hanya pada lingkup area energi tetapi juga pada bisnis non-energi.

Tiga Pilar Bisnis yang Digarap Medco

Mengutip dari CNBC Indonesia pada 7 Juni 2022 lalu, Presiden Direktur MedcoEnergi, Hilmi Panigoro, mengatakan bahwa terdapat tiga pilar bisnis yang saat ini dikembangkan oleh Medco Group. Adapun, pilar bisnis pertama yakni pengembangan di sektor hulu migas.

Menurut adik dari Arifin Panigoro ini, perusahaan bakal terus menggenjot produksi dengan melakukan akuisisi serta kegiatan eksplorasi. Sekalipun, saat ini dunia tengah melakukan transisi energi dari fosil ke energi bersih.

Pilar bisnis kedua yakni listrik, Hilmi menilai bahwa bisnis kelistrikan dalam beberapa tahun mendatang akan menjadi bisnis energi masa depan. Di mana mesin bertenaga listrik akan lebih banyak mendominasi.

Dan, pilar ketiga yakni pertambangan mineral. Dikatakan Hilmi komponen penting dalam produksi pembangkit energi baru terbarukan yaitu tembaga. Tembaga sendiri digunakan sebagai bahan baku kabel karena sifatnya sebagai konduktor yang baik.

Di samping itu, tren kendaraan listrik juga diperkirakan akan meningkatkan permintaan tembaga di dalam negeri. Pasalnya, kebutuhan tembaga untuk produksi mobil listrik jauh lebih besar dibandingkan kebutuhan tembaga untuk mobil konvensional.

Baca Juga: Mengulik Kerajaan Bisnis Sahid Group yang Dibangun Sukamdani Sahid Gitosardjono

Gurita Bisnis Medco Group

Untuk lebih rincinya, berikut Olenka ulas beberapa lini bisnis Medco Group, diantaranya adalah:

1. Sektor Energi

- PT. Medco Energy Internasional Tbk

Medco Energy dirikan pada tahun 1980. Sebagai perusahaan pengeboran sektor swasta pertama di Indonesia, Medco Energy telah berkembang menjadi perusahaan energi dan sumber daya alam.

Saat ini, bidang bisnis utama Medco Energy adalah eksplorasi, pengembangan, dan produksi di bidang minyak dan gas; produksi listrik; dan pertambangan tembaga.

Aktivitas Medco Energy di bidang eksplorasi dan produksi minyak dan gas bermula di tahun 1992 melalui akuisisi kontrak-kontrak eksplorasi dan produksi milik Tesoro di Kalimantan Timur, yang kemudian dilanjutkan dengan pengambilalihan seratus persen saham PT Stanvac Indonesia dari Exxon and Mobil Oil pada 1995.

Pada 1994, Medco Energy resmi menjadi perusahaan publik dengan mencatatkan saham di Bursa Efek Jakarta di bawah kode saham MEDC.

Tak hanya cukup di bidang eksplorasi, Medco Energy juga berupaya mendiversifikasi bisnisnya di bidang pertambangan. Hal tersebut dilakukan dengan mengakuisisi Amman Mineral Nusa Tenggara pada 2016.

- PT Medco E&P Indonesia 

PT Medco E&P Indonesia merupakan anak perusahaan MedcoEnergi yang menjadi Kontraktor Kontrak Kerja Sama. Perusahaan ini memiliki wilayah kerja di berbagai wilayah di Indonesia, seperti:

  • Sumatra: Blok A, Rimau, South Sumatera, dan Lematang (produksi), South Sokang (eksplorasi)
  • Jawa: Bawean (produksi)
  • Kalimantan: Tarakan dan Simenggaris (produksi), Bengara (eksplorasi)
  • Sulawesi: Senoro-Toili (produksi)

- PT Medco E&P Natuna 

PT Medco E&P Natuna merupakan anak perusahaan MedcoEnergi sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama yang menjadi operator di South Natuna Sea Block B

- Ophir Energy 

Ophir Energy merupakan anak perusahaan Medco Energy yang berbasis di London. Perusahaan ini diakuisisi oleh Medco Energy pada 21 Mei 2019. Di Indonesia perusahaan ini memiliki wilayah kerja di Madura Offshore, Sampang dan Bangkanai.

Dan, berikut adalah beberapa anak perusahaan Medco Energi lainnya:

  • PT Medco Energi Mining internasional
  • PT Medco Cahaya Geothermal
  • PT Medco Geothermal Sarulla
  • PT Medco E&P Tomori Sulawesi
  • PT Medco E&P Indonesia
  • PT Medco E&P Malaka
  • PT Medco E&P Rimau
  • PT Medco E&P Simenggaris
  • PT Medco E&P Lematang
  • PT Medco E&P Papua
  • PT Medco E&P Bengara
  • PT Medco LNG Indonesia
  • PT Exspan Petrogas Intranusa
  • PT Medco Sumbawa Gas
  • PT Mitra Energi Gas Sumatera
  • Medco E&P Natuna Ltd.
  • Medco E&P Grissik Ltd.
  • Medco Energi Sampang Pty. Ltd.
  • Medco Energi Madura Offshore Pty. Ltd.
  • Medco International Ventures Ltd.
  • Medco Energi Global Pte. Ltd.
  • Medco Straits Service Pte. Ltd.
  • Medco Indonesia Holding BV. 

Pertambangan Tembaga dan Emas:

- PT Amman Mineral Nusa Tenggara

PT Amman Mineral Nusa Tenggara merupakan perusahaan tambang di Indonesia yang menghasilkan tembaga dan emas. Perusahaan yang dahulu bernama PT Newmont Nusa Tenggara ini diakuisisi oleh MedcoEnergi pada tahun 2016 senilai US$ 2,6 miliar setara dengan Rp34 triliun. Perusahaan ini mengoperasikan tambang Batu Hijau di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.

Selain itu, berikut beberapa anak perusahaan Medco yang juga bergerak di pertambangan tembaga dan emas lainnya:

  • PT Amman Mineral Internasional Tbk
  • PT Amman Mineral Industri
  • PT Amman Mineral Integrasi 

Pembangkit Listrik:

- PT Medco Power Indonesia

PT Medco Power Indonesia didirikan tahun 2004 sebagai perusahaan listrik swasta atau Independent Power Producer (IPP) dan penyedia jasa Operasi dan Pemeliharaan atau Operation and Maintenance (O&M). Saat ini Medco Power telah memiliki dan mengoperasikan lebih dari 3.100 MW, yang tersebar di 15 lokasi di Indonesia.

Perusahaan ini juga memiliki beberapa pembangkit listrik independen (IPP) sebesar total 645 MW dan mengoperasikan dan merawat 2450 MW pembangkit listrik sebagai pihak ketiga di berbagai lokasi di Indonesia. Beberapa di antaranya adalah:

  • PLTP Sarulla dengan kapasitas 330 MW merupakan pembangkit tenaga listrik panas bumi terbesar di dunia yang berlokasi di Sumatera Utara.
  • PLTGU Riau, pembangkit listrik tenaga gas dan uap berkapasitas 275 MW yang akan dibangun di Pekanbaru, Riau. 

Dan, berikut beberapa anak perusahaan Medco yang juga bergerak di sektor pembangkit listrik lainnya:

  • PT Medco Power Indonesia
  • PT Medco Power Service Indonesia
  • PT Medco Power Solar Sumbawa
  • PT Medco Power Generation Indonesia

LNG

- PT Medco LNG Indonesia

PT Medco LNG Indonesia memiliki saham 11,1% di PT Donggi Senoro LNG yang menghasilkan 2 juta ton LNG per tahun, berlokasi di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah.

2. Fabrikasi

PT. Multifabrindo Gemilang

Berdiri pada 1983, Multi Fabrindo Gemilang (Multifab) merupakan perusahaan yang didirikan oleh Arifin Panigoro guna mengerjakan proyek-proyek fabrikasi. Dalam perjalanannya, produk yang ditawarkan Multifab terus berkembang meliputi jasa keteknikan, procurement, manufaktur, dan konstruksi.

Dalam mengerjakan proyeknya, Multifab didukung oleh sumber daya manusia yang memiliki spesialisasi di bidang pembuatan baja terpadu. Berbagai pekerjaan fabrikasi dikerjakan oleh tenaga-tenaga profesional di workshop seluas 30.000 meter persegi yang berlokasi di kawasan industri Krakatau Steel Cilegon.

Selama lebih dari tiga puluh tahun, Multifab telah dipercaya oleh berbagai perusahaan nasional dan internasional. Beberapa klien Multifab antara lain JGC, Pertamina, Chevron, PLN, British Petroleum dan Perusahaan Gas Negara.

3. Sektor Keuangan

Bank Woori Saudara

Pada 1906, para pedagang di Pasar Baru, Bandung membentuk perkumpulan simpan pinjam yang kemudian diberi nama Himpunan Soedara 1906 (HS 1906). HS 1906 kemudian berkembang hingga menjadi Bank Tabungan  Himpunan Saudara 1906. Pada 1993, Medco Group resmi mengakuisisi Bank Tabungan HS 1906 dan namanya pun berubah menjadi Bank Himpunan Saudara 1906.

Dalam perjalanannya, Bank Himpunan Saudara terus berkembang hingga mampu bertahan dari krisis ekonomi 1998 dan terus tumbuh dengan pesat. Tahun 2006, Bank Himpunan Saudara menjadi perusahaan publik.

Untuk memperkuat permodalan, pada 2014, Bank Himpunan Saudara menggandeng Bank Woori, yang merupakan salah satu lembaga keuangan terbesar di Korea Selatan. Dengan penggabungan ini, Bank HS berubah nama menjadi Bank Woori Saudara (BWS).

Baca Juga: Mengenal Sosok Rosano Barack, Pebisnis Ulung di Balik Lahirnya MNC Group

4. Agribisnis

- PT. Api Metra Palma (Medco Agro)

Pada 1993, Medco mulai merambah pengembangan perkebunan sawit dengan mendirikan Meta Epsi Agro yang merupakan cikal bakal dari Medco Agro. Investasi jangka panjang oleh Medco Group di industri kelapa sawit bertujuan untuk memastikan stabilitas pasokan energi jangka panjang dan sekaligus memenuhi kebutuhan akan minyak goreng di pasar domestik.

Perkebunan kelapa sawit Medco Agro tersebar di Sukamandang, Kalimantan Tengah dan Ulu Talo, Bengkulu dengan satu pabrik kelapa sawit dengan kapasitas 35 ton perjam yang terletak di Kalimantan Tengah.  

Pada 2019 Medco Agro melakukan rebranding sebagai perusahaan bisnis multi komoditi. Hal ini dilakukan seiring dengan berkembangnya jenis usaha yang tak hanya berkutat pada sawit saja tetapi telah merambah agribisnis lain seperti perkebunan kopi dan peternakan sapi.

- PT. Metra Duta Lestari (Medco Papua)

Berawal dari program Merauke Integrated Food and Energy Estate (MIFEE) yang dicanangkan pemerintah pada 2011, Medco tergerak untuk ikut berkontribusi dalam membangun wilayah Indonesia Timur. 

Pada tahap awal, Medco berupaya mengembangkan produksi energi terbarukan dengan menggandeng mitra dari Korea Selatan. Dalam perkembangannya, Medco mulai fokus dalam menggarap pertanian.

Para pendiri Medco percaya bahwa industri pertanian merupakan salah satu kunci mewujudkan ketahanan pangan. Oleh karena itu, berbagai kajian dan penelitian dilakukan guna melihat potensi lahan di Merauke. Dari hasil kajian, pada 2016 Medco mulai mengembangkan pertanian padi, sorgum, serta pertanian lahan kering sebagai media pengembangan kedelai dan jagung.

Pada tahap awal pencetakan sawah di Merauke dimulai dengan lahan seluas 400 hektar. Di tahun 2017, pencetakan sawah telah mencapai seribu hektar. Dalam prosesnya, penggarapan sawah ini dilakukan dengan melibatkan warga setempat. Medco pun bekerjasama dengan SMK di wilayah Merauke guna memberikan pendidikan mengenai pertanian modern kepada generasi muda di Merauke.

Selain menggarap lahan pertanian Medco juga berupaya megembangkan industri Pembangkit Llistrik Tenaga Biomassa (PLTB). Tepat pada awal 2020, PLTBm 3,5mW mulai beroperasi dan tersambung dengan grid jaringan PLN Merauke.

- PT. Bali Sri Organik (BSO)

Ketahanan pangan telah lama menjadi perhatian Arifin Panigoro, yang kemudian mendorongnya untuk mendukung penyebaran budidaya padi System of Rice Intensification (SRI) organik yang ramah lingkungan.

Kesuksesan panen hasil proyek SRI di Cianjur pada 2007 semakin memantapkan Medco untuk serius dalam menggarap bisnis padi organik di Bali. Maka pada 2015 didirikanlah PT. Bali Sri Organik (BSO).

Bermula dari 1,2 hektar, lahan pertanian BSO terus berkembang hingga mencapai 35 hektar yang tersebar di Subak Sangeh dan Subak Sengempel. Penggarapannya dilakukan dengan menggandeng 100 petani lokal.

Dalam pengelolaan lahan pertanian, BSO berupaya untuk memperhatikan kelestarian lingkungan sekitar. Penggunaan pupuk kimia dan pestisida dihindari guna menghasilkan beras berkualitas. Varian yang dikembangkan mulai dari beras putih Menthik Susu, beras merah, beras coklat hingga beras hitam sesuai dengan kebutuhan konsumen.

5. Teknologi Informasi

PT. Elga Yasa Media (Elga Networks)

Elga Networks didirikan pada 1996 sebagai solusi untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan internet. Pada 2004 ELGA Networks menjadi bagian dari anak perusahaan di bawah Medco Group. 

ELGA Networks pun fokus untuk memberikan layanan teknologi informasi terbaik kepada unit bisnis Medco yang bergerak di berbagai bidang mulai dari minyak dan gas, perbankan, perkebunan, kelistrikan, hingga berbagai kegiatan CSR.

Berbekal pengalaman serta sumber daya manusia yang handal, kini ELGA Networks tidak hanya memberikan layanan jasa kepada unit bisnis Medco saja tetapi juga dipercaya menjadi mitra dari berbagai perusahaan di luar Medco.

6. Hotel

- PT. Maleo Luwuk - Swiss Belinn Hotel

Seiring dengan beroperasinya proyek gas alam cair (LNG) Donggi Senoro, aktivitas perekonomian di Kabupaten Banggai pun mengalami perkembangan yang pesat. Selain itu, beberapa spot pariwisata di Banggai dan sekitar juga mulai menjadi daya tarik bagi wisatawan domestik maupun mancanegara. Hal ini mendorong Medco untuk berinvestasi di bidang properti, khususnya hotel.

Menempati tanah seluas 3 hektar, Swiss Belinn Luwuk Hotel resmi beroperasi pada 2017. Hotel yang berdiri di lereng Bukit Halimun ini menempati lokasi yang strategis, sekitar 10 menit dari Bandara Syukuran Aminuddin Amir dan hanya beberapa meter dari pusat hiburan dan bisnis Luwuk.

Hotel berbintang tiga ini terdiri dari 102 kamar dengan dilengkapi berbagai fasilitas seperti ruang pertemuan, spa, restoran dan bar, pusat kebugaran, dan juga kolam renang. Dari hotel, pengunjung dapat menikmati pemandangan garis pantai Banggai serta bentangan laut Banda.

- PT Meta Archipelago hotels

PT Meta Archipelago Hotels (Martel) adalah investor yang berencana membangun konservasi lumba-lumba di Kawasan Wisata Mandeh, Pesisir Selatan, Sumatra Barat. 

Archipelago International adalah perusahaan perhotelan swasta terbesar di Asia Tenggara. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1997 dan memiliki beberapa merek hotel, di antaranya ASTON, ASTON Collection Hotels, Alana, Huxley, Kamuela, Harper, Quest, Hotel NEO, fave, Nordic.

7. Pendidikan

Yayasan Pendidikan Avicenna Prestasi (YPAP)

Salah satu wujud bentuk perhatian dari para founder Medco akan pendidikan masyarakat Indonesia dilakukan dengan mendirikan dan mengelola beberapa sekolah swasta di wilayah Jabodetabek.

Pengelolaan sekolah oleh Medco dilakukan melalui Yayasan Pendidikan Avicenna Prestasi (YPAP). Saat ini, YPAP mengelola tiga sekolah swasta unggulan, yaitu Sekolah Avicenna Jagakarsa, Sekolah Avicenna Cinere, dan Sekolah Avicenna Pamulang. Jenjang pendidikan yang ditawarkan Sekolah Avicenna mulai dari Kelompok Bermain hingga SMA. 

8. Lainnya

- PT Medco Intidinamika

PT Medco Intidinamika adalah anak perusahaan Medco group yang bergerak di industri manajemen perusahaan dan usaha, serta perusahaan induk investasi, kecuali bank.

- Medco Foundation

Sejarah Medco Foundation dimulai pada 2003. Pendirian Medco Foundation berangkat dari semangat Arifin Panigoro untuk saling berbagi dan memberi kontribusi pada kehidupan masyarakat Indonesia yang lebih baik.

Saat itu, Medco Foundation masih bernama Yayasan Pendidikan Medco, yang berfokus pada bidang pendidikan dengan mengelola sekolah-sekolah di sekitar Jakarta. Sejak 2007, Yayasan Pendidikan Medco berganti nama menjadi Medco Foundation, yang menandai semakin berkembangnya kegiatan-kegiatan yang dilakukan.

Tidak hanya berkutat pada bidang pendidikan, aktivitas Medco Foundation juga merambah pada bidang pemberdayaan ekonomi, sosial, kesehatan, dan lingkungan. 

- Medco Learning Centre (MLC)

Medco Learning Center (MLC) didirikan untuk meningkatkan pengetahun dan kemampuan karyawan Medco sehingga mampu meningkatkan kinerja mereka. Pada awal pendiriannya di 2008, MLC memulai dengan menyelenggarakan pelatihan skala kecil yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan para sekretaris.

Di tahun berikut, MLC membangun kurikulum mereka sendiri dan menyelenggarakan beberapa pelatihan, seperti Induction Training yang ditujukan untuk karyawan baru, Pelatihan Manajemen Proyek, dan beberapa pelatihan soft skill lainnya. Seluruh pelatihan MLC bersifat praktis dan dirancang berdasarkan kebutuhan anak perusahaan Medco Group.

Selain menyelenggarakan pelatihan, MLC juga memberikan jasa pelayanan konsultan yang ditangani oleh para profesional.

- Koperasi Karyawan Dinatera

Koperasi Karyawan Dinamika Sejahtera (Dinatera) merupakan koperasi Medco Group yang berdiri pada tahun 2004.

Bentuk layanan dan produk di Koperasi DINATERA terus berkembang mulai dari menyediakan kebutuhan pangan, memberikan fasilitas simpan pinjam, hingga melayani pembelian alat elektronik secara kredit.

Dengan berbagai produk dan layanan unggulan yang ada, maka Koperasi DINATERA tidak hanya menjadi mitra bagi perusahaan di lingkungan Medco Group saja, tetapi juga telah menjadi partner strategis dari beberapa institusi di luar Medco.

Baca Juga: Peran Trah Djokosoetono dalam Bisnis Bluebird Group