Karding menyebutkan, awalnya ia ingin bertemu Raja Juli di tempat sang menteri, tetapi Raja Juli justru memutuskan untuk datang ke Posko KKSS.

“Raja Juli bilang, ‘Saya saja yang ke tempat abang’. Kebetulan saya sedang ada di Posko KKSS, jadi kami sepakat bertemu di sana,” tuturnya.

Pertemuan berlangsung santai di bagian belakang posko, terpisah dari anggota KKSS lainnya, dan hanya melibatkan dirinya dan Raja Juli. Diskusi berlangsung hingga 23.30 WIB. Setelah diskusi berakhir, Raja Juli melewati area tempat para pengurus KKSS bermain domino. Ia lalu diajak bergabung dan bermain sebanyak dua set, ditemani Abdul Kadir Karding, Azis Wellang, dan Andi (Wakil Ketua Umum PB PORDI).

“Di ruangan itu, yang dikenal Raja Juli hanya saya. Tidak ada diskusi atau pembahasan lain dengan pengurus KKSS lainnya,” tegasnya.

Menjawab pertanyaan media mengenai Azis Wellang, Karding mengaku, awalnya tidak mengetahui latar belakang hukum yang bersangkutan. Namun setelah melakukan pengecekan, ia menyebut Azis tidak lagi berstatus tersangka dalam kasus pembalakan hutan.

Berdasarkan dokumen resmi yang diterima, status hukum Azis telah dinyatakan dihentikan berdasarkan Putusan PN Jakarta Pusat Nomor 13/Pid.Pra/2023/PN.Jkt.Pst, dan SP3 dari Gakkum KLHK No. S.01BPPHLHK-IV.SWI/PPNS/02/2025, tertanggal 14 Februari 2025.

Momen permainan domino yang viral diketahui berasal dari foto yang diambil oleh salah satu peserta dan dibagikan di grup WhatsApp PORDI dan KKSS. Tidak ada niat khusus di balik penyebaran foto tersebut selain dokumentasi kegiatan internal.

Abdul Kadir Karding menegaskan, tidak ada agenda tersembunyi dalam pertemuan tersebut. Semua berlangsung santai dan terbuka sebagai bagian dari budaya silaturahmi khas KKSS.

“Kami ingin publik tahu bahwa ini bukan pertemuan politik atau manuver apa pun. Semua yang terjadi murni silaturahmi dan budaya,” tutupnya.