Sementara itu, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, Risal Wasal, mengungkapkan saat ini terdapat dua kajian yang berjalan secara paralel. Kajian pertama adalah kelanjutan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung menuju Surabaya oleh operator, sementara kajian kedua adalah proyek kereta semi cepat Jakarta-Surabaya yang sebelumnya pernah dikaji oleh investor Jepang.
Risal juga menjelaskan bahwa terdapat dua skema kerja sama yang dipertimbangkan dalam proyek ini, yaitu investasi penuh dari swasta dan skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) unsolicited.
"Kalau nanti yang full investasi, itu bisa penugasan atau penunjukan langsung, tapi kalau berbicara KPBU unsolicited, kita akan menunjuk mereka sebagai pemrakarsa, dan itu akan dilelang," ujarnya.
Belum Ada Kejelasan Soal Jalur Kereta
Proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya mesti dikerjakan dengan pertimbangan teknis yang matang, karenanya sampai sekarang pemerintah belum bisa memutuskan jalur mana yang pas untuk dilalui kereta ini.
Baca Juga: Pertemanan Tahir dan Syed Mokhtar Serta Mimpi Membangun Museum Muslim di Indonesia
Pemerintah awalnya sudah merencanakan kereta cepat Jakarta-Surabaya bakal melintasi melintasi jalur utara via Cirebon-Semarang sejauh 713 km, kekinian pemerintah mempertimbangkan memindahkan jalur tersebut ke Selatan.
“Nah, kemarin kan ada studi rencana yang semi kereta cepat yang trase (jalur) utara kita hentikan, kita mau pindahkan ke trase selatan untuk jalur studi,” kata Direktur Jenderal Perkeretaapian, Mohamad Risal Wasal.
Pemerintah segera menggelar uji kelayakan di jalur Selatan. Uji kelayakan bakal melibatkan berbagai pihak termasuk mitra dari Jepang.
“Kami masih menunggu hasil studi desainnya seperti apa,” ujar Risal