Memutuskan Pindah ke Singapura
Meski terkesan selalu menang, perjalanan bisnis Oei Tiong Ham tentu tak selalu mulus. Ia sempat menghadapi tekanan dari para konglomerat Belanda, pajak kolonial yang mencekik, hingga sentimen anti-Tionghoa yang merebak.
Salah satu drama besar dalam hidupnya terjadi ketika ia memutuskan untuk memindahkan markas bisnisnya dari Semarang ke Singapura pada tahun 1920-an. Alasannya? Perseteruan sengit dengan pemerintah kolonial, terutama terkait aturan pajak ganda yang dianggap memberatkan, serta Undang-Undang Waris yang tidak sesuai dengan prinsip pribadinya.
Kala itu, pemerintahan Indonesia menetapkan aturan waris dimana mewajibkan harta dibagikan rata ke semua anak. Padahal, Oei Tiong Ham ingin membagi aset bisnisnya hanya kepada anak-anak yang dianggap benar-benar mampu melanjutkan kerajaan bisnisnya. Pilihan ini tentu tidak mudah, mengingat ia memiliki 26 anak dari 8 istri.
Dikutip dari CNBC Indonesia, keputusannya ini juga didorong karena di Indonesia ia harus membayar pajak hingga 35 juta gulden, sedangkan di Singapura hanya 1 juta gulden. Langkah ini sempat membuatnya dicibir dan dicap tidak nasionalis, tapi bagi Tiong Ham, bisnis adalah tentang bertahan hidup dan berkembang.
Di Singapura, ia melanjutkan kiprah bisnisnya dan memperkuat posisinya sebagai salah satu orang terkaya dan paling berpengaruh di Asia. Di negara tersebut, Oei Tiong Ham benar-benar bebas. Dia tinggal bersama istri ketujuh dan anak-anaknya, serta membeli banyak tanah dan properti, bahkan lebih luas dari seperempat wilayah Singapura.
Ia juga berinvestasi dalam bisnis, seperti membeli perusahaan pelayaran dan menjadi pemilik saham di bank yang sekarang dikenal sebagai OCBC. Pembelian asetnya tercatat atas namanya pribadi, dan hanya orang kaya seperti Oei Tiong Ham yang bisa membeli tanah di sana.
Meskipun hidup di Singapura, Oei tidak memiliki kewarganegaraan. Dia melepaskan status Warga Negara Hindia Belanda dan tidak terdaftar sebagai Warga Negara Inggris. Oei tinggal di sana selama tiga tahun hingga meninggal pada 6 Juli 1924.
Kematian Oei Tiong Ham
Dikutip dari Liputan6.com, Oei Tiong Ham meninggal pada tanggal 6 Juli 1924 di Singapura. Ia menghembuskan napas terakhirnya pada usia 58 tahun, setelah menjalani hidup yang penuh dengan perjalanan bisnis yang luar biasa.
Penyebab kematiannya masih menjadi spekulasi, dengan beberapa sumber menyebutkan kemungkinan bahwa ia meninggal karena keracunan. Namun, hingga saat ini, penyebab pasti kematiannya masih menjadi misteri.
Baca Juga: Mengenang Sosok William Soeryadjaya, Tokoh di Balik Berdirinya Astra