Tentang Gunung Sewu Group
Gunung Sewu Group bermula dari usaha dagang komoditas yang dirintis Dasuki Angkosubroto pada tahun 1953. Saat itu, Dasuki hanyalah seorang pedagang hasil pertanian dan bahan pangan, namun dikenal ulet, jujur, dan disiplin dalam membangun jaringan serta reputasi bisnisnya.
Nama Gunung Sewu sendiri terinspirasi dari kawasan perbukitan di Jawa yang menggambarkan ketekunan, kekuatan, dan akar lokal. Seiring waktu, Dasuki memperluas bisnisnya dari perdagangan ke sektor distribusi, pengolahan hasil pertanian, dan kemudian ke agribisnis skala besar.
Pencapaian besar dimulai saat ia mendirikan Great Giant Pineapple (GGP) di Lampung, yang kini menjadi salah satu produsen nanas kaleng terbesar di dunia.
Kini, PT Gunung Sewu Kencana (GSK) tumbuh dari usaha perdagangan sederhana menjadi salah satu konglomerasi multinasional terkemuka di Indonesia.
Setelah wafat pada 2009, Go Soei Kie mewariskan kendali bisnis ini kepada anak-anaknya. Di bawah kepemimpinan sang anak, Gunung Sewu tumbuh menjadi konglomerasi besar dengan 30.000 karyawan yang mengelola bisnis dari makanan hingga manufaktur.
Dikutip dari Forbes, Grup ini juga memiliki kepemilikan signifikan di perusahaan asuransi jiwa Sequis, yang sebagian sahamnya sebanyak 20% dijual ke perusahaan Jepang Nippon Life pada 2014.
Pada Maret 2025, keluarga ini menjual seluruh kepemilikannya di Yupi Indo Jelly Gum, salah satu produsen permen terbesar di Asia, kepada Affinity Equity Partners yang berbasis di Hong Kong, hanya beberapa hari setelah IPO perusahaan tersebut.
Estafet Kepemimpinan Bisnis
Dikutip dari Liputan6com, Dasuki memimpin Gunung Sewu Kencana (GSK) hingga wafat pada tahun 2009, lalu estafet bisnis beralih secara Penh ke empat anaknya, terutama Husodo Angkosubroto
Husodo sendiri telah bergabung dalam perusahaan tersebut sejak tahun 1977. Dikutip dari Kumparan, selama bergabung, Husodo telah memainkan peran penting dalam pengembangan perusahaan GSK hingga menjadi salah satu perusahaan besar di Indonesia.
Berkat tangan dinginnya, Husodo berhasil membawa GSK berkembang menjadi konglomerat besar yang memiliki bisnis di sektor makanan, properti, asuransi, hingga pertambangan.
Selain itu, Husodo juga berhasil ekspansi bisnis ke level internasional dan sukses memperluas jaringan bisnisnya ke pasar global, terutama melalui sektor makanan dan agribisnis, dengan ekspor produk ke lebih dari 60 negara.
Berkat diversifikasi bisnisnya tersebut, Husodo Angkosubroto pun berada di peringkat ke-35 dalam daftar 50 Orang Terkaya di RI versi Forbes tahun 2021. Menurut data Forbes, kekayaan bersih yang dimiliki Husodo sejumlah U$1,22 miliar pada tahun tersebut.