Perjalanan Karier
Mengutip dari laman LinkedIn-nya, Eisha memulai karier sebagai dosen di Universitas Indonesia pada tahun 2011, mengajar berbagai mata kuliah ekonomi seperti Ekonomi Matematika, Ekonomi Statistik, Mikroekonomi, Makroekonomi, dan Ekonomi Moneter.
Eisha beralih ke dunia profesional dan kemudian kembali mengajar sebagai dosen di Universitas Indonesia pada 2021 selama satu tahun, mengampu program Sarjana dan Pascasarjana di Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Bukan hanya itu, Eisha bergabung dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) pada Agustus 2022 sebagai dosen tetap. Seiring perjalanan kariernya, ia dipercaya menjadi Sekretaris Program Studi Magister Ilmu Ekonomi sejak Juli 2023. Kemudian, pada Desember 2024, ia diangkat sebagai Asisten Profesor di IPB, menandai pencapaiannya dalam dunia akademik dan riset.
Eisha bergabung dengan INDEF pada Agustus 2021, dan mengawali jabatannya sebagai Head of Digital Economy and SMEs. Dalam peran ini, ia aktif melakukan riset, menulis publikasi, serta menyusun kebijakan terkait perkembangan ekonomi digital dan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Selama lebih dari tiga tahun, ia berkontribusi dalam bidang ini sebelum akhirnya dipromosikan menjadi Direktur Program pada Agustus 2024.
Eisha Maghfiruha Rachbini Terkait Strategi Pengembangan UMKM
Beberapa waktu lalu, Eisha Maghfiruha Rachbini hadir sebagai pembicara dalam agenda “Showcase & Outlook UMKM Sawit 2025” inisiasi Olenka dan BPDB.
Membawakan materi "Strategi Pengembangan UMKM untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat", Eisha memaparkan terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2024 yang berada pada level 5,03% dengan tren pertumbuhan ekonomi yang stagnan di angka 5% (dalam 20 tahun terakhir).
Demi meningkatkan pertumbuhan ekonomi, Indonesia perlu menciptakan sumber ekonomi baru, yakni hilirisasi, ekonomi digital, dan ekonomi hijau. Dengan 99 persen lebih usaha di Indonesia masih berskala mikro, maka diperlukan usaha untuk mengembangkan UMKM lewat hilirisasi.
“Memanfaatkan teknologi dan digital, UMKM harus dibina menciptakan produk turunan sawit yang bernilai tambah guna memasuki pasar global lewat ekspor,” ujar Eisha.
Menurutnya, hilirisasi terbukti menjadi solusi meningkatkan ekonomi suatu negara, dan pentingnya hilirisasi produk kelapa sawit sebagai bagian dari upaya peningkatan UMKM sehingga bisa masuk ke pasar global lewat ekspor.