Masa Terberat dan Perjuangan

Dikutip dari Kumparan Woman, perjalanan Ratih sebagai penulis tidak selalu mulus. Ia kerap mengalami penolakan saat mengirim cerpen ke media cetak.

Selain tantangan profesional, Ratih juga berbagi pengalaman sebagai perempuan yang menyeimbangkan banyak peran, sebagai penulis, istri, dan ibu.

Ia pun menekankan pentingnya dukungan pasangan yang tepat, yang memberi ruang bagi kreativitas dan karya, sambil tetap menjaga keharmonisan keluarga.

Tips Menulis ala Ratih Kumala

Dikutip dari laman uns.ac.id, Ratih Kumala menegaskan bahwa dirinya tidak pernah takut kehabisan ide. Ia percaya inspirasi bisa datang dari mana saja, namun tantangan sesungguhnya adalah memiliki waktu untuk merealisasikan ide tersebut menjadi tulisan.

“Makanya menjadi penulis itu harus pintar pick and choose, memilih mana ide yang pantas kamu kembangkan, apakah ide yang kamu punya itu worth your time, money and effort. Kamu harus jadi kurator untuk ide kamu sendiri,” ujarnya.

Sebagai sastrawan senior dan alumnus FIB UNS, Ratih menekankan bahwa disiplin dan konsistensi adalah kunci sukses menjadi penulis, meski tantangannya tidak ringan, terutama di Indonesia.

“Untuk teman-teman yang mau terjun di dunia kepenulisan, kuncinya cuma dua, yaitu disiplin dan konsisten, walaupun terdengar klise tapi memang itu yang perlu dimiliki. Banyak penulis harus punya pekerjaan lain untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tapi itu sah-sah saja, asalkan kamu tetap konsisten menulis,” pesan Ratih.

Fakta Menarik

Dikutip dari Rayakultura.net, di balik keseriusan dan dedikasinya dalam dunia sastra, Ratih Kumala menyimpan sisi keseharian yang unik dan manusiawi.

Ia juga mengaku benci menyisir rambutnya sendiri, menyukai kopi meski sedang berusaha menguranginya, dan geli saat menemukan ulat di sayuran.

Selain itu, Ratih pernah ikut berlayar dengan kapal ekspedisi Majapahit, pengalaman yang memperkaya imajinasinya.

Dalam hal literatur, ia mengidolakan novelis internasional seperti Hikaru Okuizumi, Ben Okri, dan Etgar Keret, yang turut memengaruhi gaya bercerita dan pendekatan kreatifnya.

Filmografi dan Penghargaan

Dikutip dari Linkedln pribadinya, Ratih Kumala tidak hanya berprestasi di dunia literasi, tetapi juga sukses mengadaptasi karyanya ke layar lebar dan platform digital.

Novel Gadis Kretek diadaptasi menjadi serial Netflix pada 2023, sementara karyanya lain, Sukma, hadir sebagai film layar lebar yang dibintangi Baim Wong.

Prestasi Ratih juga diakui melalui berbagai penghargaan bergengsi, mulai dari Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta 2003 untuk Tabula Rasa, nominasi Khatulistiwa Literary Award 2013 untuk Gadis Kretek, hingga Karyawan Terbaik Tahun Ini Trans TV 2013.

Karya Bastian dan Jamur Ajaib juga masuk nominasi prosa teratas Khatulistiwa Literary Award 2015, dan serial televisi Single and Hopefully Happy meraih KPI Award 2015.

Pengakuan internasional juga datang pada 2024, ketika Ratih dianugerahi Chommanard Women’s Literary Award di Thailand serta Seoul International Drama Award untuk Cigarette Girl sebagai Miniseri Terbaik, menegaskan kiprahnya yang semakin meluas di kancah global.

Inspirasi untuk Perempuan

Dikutip dari uns.ac.id, Ratih Kumala menyampaikan pesan inspiratif bagi perempuan masa kini.

“Perempuan sekarang sudah bisa melakukan apapun yang mereka impikan. Manfaatkan kesempatan ini sebesar-besarnya, manfaatkan, ya,” tutur Ratih.

Selain memberi motivasi, Ratih juga aktif mewujudkan semangat itu melalui karyanya di dunia sastra.

Sebagai anggota Dewan Promosi Sastra di Kementerian Kebudayaan, ia berperan penting membawa karya sastra Indonesia ke kancah internasional, mulai dari penerjemahan karya hingga partisipasi dalam pameran buku global, memastikan bahwa suara dan budaya Indonesia terdengar luas di mata dunia.

Baca Juga: Profil Leila S. Chudori, Jurnalis Senior yang Menghidupkan Sejarah Lewat Laut Bercerita