Buka Cabang di Puncak Bogor hingga Mal

Di awal perjalanan bisnisnya, Widyanto juga sudah membuka cabang pertamanya, Outlet kedua setelah Lapangan Tembak Senayan, dibukanya di Puncak Cimacan Bogor, Jawa Barat. Di mana, dulu ini merupakan jalur utama menuju Bandung dan daerah wisata sekitar.

Lantaran pemilik lahan masih bagian dari keluarga Widyanto, ia pun mendapatkan izin untuk berjualan di sana. Bakso Lapangan Tembak semakin dikenal oleh masyarakat luas dan tak pernah sepi pembeli.

Sejak saat itu, Widyanto yang juga dibantu istrinya percaya diri melakukan ekspansi bisnis ke berbagai daerah, terutama di pusat perbelanjaan. Mengutip dari laman Okezone, Agung-–putra sulung Widyanto—mengungkapkan bahwa hampir 80 persen outlet Bakso Lapangan Tembak berada di pusat perbelanjaan. 

Pemilihan lokasi di mal bukan tanpa alasan. Strategi ini dilakukan untuk mengangkat citra bakso, yang dulunya identik dengan makanan kaki lima, menjadi sajian yang bisa dinikmati oleh kalangan menengah ke atas.

Baca Juga: Berkenalan dengan Iksan Juhansyah, Sosok di Balik Kesuksesan D'Kriuk Fried Chicken

Bertahan di Era Krisis Moneter

Krisis moneter 1998 tak hanya mengguncang ekonomi Indonesia, tapi juga menghantam bisnis Bakso Lapangan Tembak yang kala itu tengah menanjak. Puluhan outlet di wilayah Jabodetabek dijarah massa, dan dalam beberapa bulan, omzet menurun drastis. Padahal, ratusan karyawan menggantungkan hidupnya dari bisnis ini.

Namun, alih-alih melakukan pemutusan hubungan kerja, Widyanto memilih untuk mempertahankan seluruh karyawannya. Ia bahkan meyakinkan mereka agar tetap bertahan dan tidak pulang kampung, meski kondisi perusahaan sedang terpuruk.

Agung, putra Widyanto, ikut merasakan beratnya masa itu. Beberapa mobil di Kemandoran, sebidang tanah, hingga aset lainnya yang dikumpulkan dengan susah payah, terpaksa dijual untuk menghidupi para karyawan dan menjaga kelangsungan bisnis. Demi berhemat, Agung pun rela berjalan kaki ke sekolah dan naik angkot untuk magang di outlet-outlet bakso.

Beruntung, tahun 2000 mulai terlihat titik terang. Bisnis kembali tumbuh dan mulai merambah ke kota-kota besar, bahkan menyeberang ke luar Pulau Jawa.