Growthmates, di era teknologi seperti sekarang ini keluarga sebagai lingkup terdekat memiliki peran penting dalam membangun literasi digital. Pasalnya, keluarga merupakan lingkungan pertama bagi anak dalam belajar menggunakan teknologi, sehingga dapat membantu menciptakan ruang digital yang positif, aman, nyaman, dan produktif bagi seluruh anggotanya.

Literasi digital sendiri dapat dimaknai sebagai kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dari berbagai sumber digital untuk kepentingan pengembangan diri dan organisasi.

Kecakapan literasi digital tentu saja bukan hanya berkaitan dengan keterampilan teknis mengakses internet, tapi juga kemampuan dalam memfilter beragam informasi dan hiburan pada internet. Dengan demikian, literasi digital bukan hanya sebatas proses anak berinteraksi dengan internet, tapi juga bagaimana  interaksi  tersebut memiliki kontribusi pada beragam aspek tumbuh kembang anak dalam memperoleh informasi yang sesuai dengan usia anak. 

Peran Orang Tua

Orang tua jelas memegang peran penting dalam memberikan contoh yang baik kepada anak-anaknya tentang bagaimana menggunakan teknologi digital dengan bijak. Sebab, anak-anak cenderung meniru perilaku orang tua. Jadi, jika orang tua menunjukkan penggunaan teknologi yang bertanggung jawab maka anak-anak cenderung mengikuti contoh tersebut. Begitupun sebaliknya.

Selain itu, penting juga orang tua untuk menciptakan batasan-batasan dalam menggunakan teknologi digital di keluarga. Salah satunya membatasi konsumsi konten dengan menerapkan screentime.

Baca Juga: Urgensi Literasi Digital di Indonesia, Seperti Apa?

Fungsi Literasi Digital di Keluarga

Teknologi digital, salah satunya media sosial, sudah menjadi kebutuhan primer khususnya bagi generasi sekarang. Oleh karena itu penting bagi anggota keluarga untuk bersikap bijak dalam menggunakan teknologi digital tersebut. Adapun, beberapa fungsi literasi digital di keluarga antara lain adalah sebagai berikut:

1. Akses ke informasi

Literasi digital memungkinkan anak dan keluarga untuk mengakses berbagai sumber informasi melalui internet, sehingga dapat mencari pengetahuan, melakukan riset, dan memperoleh informasi yang relevan dengan kebutuhannya.

2. Komunikasi dan kolaborasi

Literasi digital memfasilitasi komunikasi yang efektif dan kolaborasi dengan orang lain melalui media sosial, email, pesan instan, dan platform komunikasi lainnya. Individu dapat terhubung dengan keluarga, teman, dan rekan kerja, serta berpartisipasi dalam komunitas online.

3. Pendidikan dan pembelajaran

Literasi digital memungkinkan anak untuk mengakses sumber daya pendidikan online, kursus daring, platform e-learning, dan materi pembelajaran interaktif. Anak pun dapat mengembangkan keterampilan baru, meningkatkan pengetahuan, dan belajar secara mandiri.

4. Pengembangan keterampilan

Literasi digital memfasilitasi pengembangan keterampilan yang diperlukan dalam era digital, seperti penggunaan aplikasi produktivitas, pengeditan gambar dan video, pemrograman dasar, dan desain grafis. Individu dapat memperluas wawasannya dan meningkatkan daya saing di pasar kerja.

5. Keamanan dan privasi

Literasi digital membantu anak dan keluarga untuk memahami dan mengelola risiko keamanan online, seperti keamanan kata sandi, privasi data, penggunaan yang bertanggung jawab, dan perlindungan terhadap ancaman siber.

6. Kreativitas dan expression

Literasi digital memungkinkan individu untuk mengekspresikan kreativitas melalui pembuatan konten digital, seperti tulisan, gambar, video, musik, dan desain. Anggota keluarga dapat menggunakan berbagai alat dan platform kreatif untuk menyampaikan ide-ide dan berbagi karya dengan orang lain.

7. Kesadaran digital

Literasi digital membantu individu dan keluarga untuk mengembangkan kesadaran tentang isu-isu digital, termasuk etika digital, cyberbullying, kejahatan siber, hoaks, dan keamanan online. Anggota keluarga dapat memahami implikasi sosial, budaya, dan hukum dari penggunaan teknologi digital.

Baca Juga: 7 Peran Orang Tua dalam Perkembangan Literasi Digital Anak

Teori dan Praktik Literasi Digital Keluarga

Dikutip dari buku ‘Literasi Digital Keluarga’ yang ditulis oleh Novi Kurnia, dkk dan diterbitkan oleh CfDS UGM, untuk membangun literasi digital keluarga, perlu teori dan praktik yang harus dimengerti orang tua dalam mendampingi anak.

Secara teoritis, pentingnya pendampingan orang tua dalam praktik literasi digital di rumah sehingga menjadi agen literasi yang bijak dalam keluarga. Orang tua juga harus memberikan argumentasi positif serta mengarahkan batasan informasi yang akan dikonsumsi anak untuk meningkatkan kecakapan literasi digital.

Selanjutnya secara praktis, adalah memadukan pendekatan teoritis maupun praktis pada pola pendampingan orang tua terhadap anak dalam penggunaan internet.

Selama ini referensi akademik dan teoritis mengenai literasi digital di Indonesia masih sangat terbatas dan sebagian besar memberikan perhatian pada literasi media. Untuk membantu orang tua dalam mendampingi anak perlu kesadaran serta kepedulian yang harus dibangun sejak awal. Selain dapat menumbuhkan rasa kepedulian orang tua, hal ini dapat bermanfaat bagi guru dalam mendampingi anak-anak di sekolah, interaksi anak dengan internet serta dampak apa saja yang ditimbulkan. 

Baca Juga: Bangkitkan Minat Baca Generasi Z dengan Literasi Digital, Gimana Caranya?

Tantangan Literasi Digital

Literasi digital sendiri setidaknya memiliki 3 tantangan yang harus dihadapi. Adapun, ketiga tantangan tersebut diantaranya adalah:

1. Arus informasi yang banyak

Tantangan paling kuat dari literasi digital adalah arus informasi yang banyak. Artinya, anak berpotensi menerima informasi yang terlalu banyak di saat yang bersamaan. Dalam hal inilah literasi digital keluarga berperan, yakni untuk mencari, menemukan, memilah serta memahami informasi yang benar dan tepat.

2. Konten negatif

Konten negatif juga menjadi salah satu tantangan era literasi digital. Contohnya konten pornografi, isu SARA dan lainnya.

3. Kejahatan Cyber

Selain itu, saat ini kita sudah menemukan banyak sekali kejahatan di dunia internet seperti phishing, skimming, cracking, dan penipuan lainnya. Untuk menghindari bentuk-bentuk kejahatan tersebut, maka anak perlu memahami dan mengetahui manfaat dari literasi digital dari keluarganya.

Nah, itulah penjelasan seputar konsep dan fungsi literasi digital keluarga. Mulai terapkan dalam kehidupan sehari-hari yuk!

Baca Juga: Literasi Digital dan Pentingnya Bagi Generasi Millenial, Anak Muda Wajib Melek Digital!