Eddy Kusnadi Sariaatmadja merupakan pendiri dan Komisaris Utama Emtek. Pria yang lahir pada tahun 1941 ini sebelumnya pernah menjabat sebagai Komisaris PT Surya Citra Televisi (2001-2021), Komisaris Utama PT PP London Sumatra Indonesia Tbk (2009-2011), Direktur Utama PT PP London Sumatra Tbk (2007-2009), dan Komisaris PT Australian Guarantee Corporation (1983-1993).

Mengutip laman resmi Emtek, Eddy merupakan peraih gelar Bachelor of Engineering dari University of New South Wales, Sydney, Australia (1978); Master of Science in Engineering dari University of New South Wales, Sydney, Australia (1980); dan Doctor Honoris Causa dari University of New South Wales, Sydney, Australia (2014).

Baca Juga: Cerita Bos Tokopedia William Tanuwijaya Ubah Nasib di Jakarta dan Awal Jatuh Cinta ke Internet

Sementara itu, PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTEK Grup) yang didirikan pada tahun 1983 awalnya merupakan penyedia layanan komputer pribadi. Seiring waktu, bisnis Emtek meluas ke berbagai bidang dengan empat bidang usaha utamanya meliputi Media & Digital, Kesehatan, Teknologi & Infrastruktur Digital, dan Layanan Keuangan & Lainnya.

Kehidupan Pribadi

Eddy memang berasal dari keluarga pengusaha. Dia merupakan putra pertama Mohamad Soeboeb Sariaatmadja, seorang pengusaha berdarah Sunda, sedangkan ibunya berdarah Melayu Palembang. Orang tuanya memiliki 6 orang anak sehingga Eddy mempunyai lima orang saudara kandung, yakni Lina Sariaatmadja, Fofo Sariaatmadja, Darwin Wahyu Sariaatmadja, Widya Sariaatmadja, dan Ida Sariaatmadja.

Peraih gelar Doctor Honoris Causa dari University of New South Wales, Sydney, Australia ini tercatat mulai berbisnis sejak tahun 1983. Menikah dengan Sofi Wijaya, keduanya mempunyai dua orang anak bernama Alvin Sariaatmadja dan Adi Sariaatmadja. Saat ini, tampuk kepemimpinan Emtek dipegang oleh Alvin Widarta Sariaatmadja yang menjabat sebagai Direktur Utama/CEO PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTEK).

Sosok Dermawan

Selain sukses membangun kerajaan bisnisnya, Eddy dikenal sebagai sosok yang dermawan. Pada tahun 2018, Forbes memasukkan Eddy Sariaatmadja sebagai salah satu dari 40 orang terkaya yang dermawan di seluruh Benua Asia. Eddy menjadi satu-satunya pengusaha Indonesia yang masuk dalam daftar bergengsi tersebut.

Gelar tersebut didapatkan Eddy karena pada tahun 2017 pernah memberikan sumbangan besar ke Royal Perth Hospital (RPH) di Australia. Dia menyumbang alat pemindai medis bernama O-Arm Scanner senilai 820 ribu dolar AS. Saat ini, jumlah tersebut setara dengan Rp13 miliar.

Di dalam negeri, Eddy Sariaatmadja mewakafkan atau menghibahkan tanah yang cukup luas ke RSCM (Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo) Kirana, departemen medik mata. Tanah itu juga dibangun dengan dana sumbangan dari Indosiar dan SCTV, mencakup pembangunan beberapa kamar operasi, alat diagnostik OCT, mikroskop, pengadaan air bersih, dll.

Diketahui, Eddy sempat bercita-cita menjadi dokter sehingga tidak heran jika dia terlihat begitu peduli akan dunia medis.