Nama Chatib Basri sudah kadung dikenal sebagai salah satu ekonom, peneliti, dan profesional Tanah Air, Maklum saja, eks Menteri Keuangan RI itu piawai dalam berbagai bidang yang berkenaan dengan masalah ekonomi seperti bidang makroekonomi, perdagangan internasional, dan ekonomi politik.
Namun jauh sebelum memantapkan hatinya untuk berkecimpung di dunia yang membahas masalah ekonomi dan keuangan itu, Chatib justru lebih senang mempelajari ilmu politik, sastra dan seni.
Maklum saja pamannyanya adalah Asrul Sani sastrawan kawakan yang punya pengaruh besar sampai saat ini. Chatib bahkan beberapa kali tampil dalam pementasan Teater Cradda di Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Baca Juga: Indonesia Harus Pacu Hilirisasi Petrokimia dan Gas untuk Pertumbuhan Ekonomi di Era Prabowo
Chatib mulai jatuh hati dengan ilmu ekonomi saat ia memasuki dunia kampus. Jebolan Kolese Kanisius itu kemudian memilih melanjutkan pendidikannya di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia pada 1992.
Chatib tak salah pilih jurusan, di Fakultas Ekonomi UI, ia menorehkan sejumlah prestasi gemilang yang membuat dirinya diganjar beasiswa untuk melanjutkan studi S2 dan S3 di Australian National University (ANU) di bidang Ekonomi.
Di sana ia berhasil menyabet gelar Master of Economic Development (M.Ec.Dev.) pada 1996, ia juga memperoleh gelar Ph.D. Dalam bidang Ekonomi di kampus yang sama lima tahun setelahnya.
Rekam Jejak Karier
Perjalanan karier Chatib nyaris sempurna yang kesemuanya berjalan mulus tanpa rintangan berarti. Pria kelahiran Jakarta 22 Agustus 1965 itu memulai karier profesionalnya sebagai Asisten Peneliti di Department of Economics, Research School of Pacific and Asian Studies pada 1994 ia memasuki dunia kerja di tengah kesibukannya mengejar gelar S2.
Pada medio yang sama ia juga bekerja sebagai dosen dan peneliti di Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM), Universitas Indonesia hingga 2001. Kariernya di dunia pendidikan terus melejit.
Tak hanya itu, di luar dunia pendidikan, Chatib juga sukses mengukir segudang prestasi gemilang yang membuat kariernya terus menanjak di berbagai instansi di dalam dan luar negeri.
Baca Juga: SBY Ngaku Tak Pernah Pakai Istana untuk Kegiatan Politik
Chatib tercatat pernah menjadi konsultan di World Bank, USAID, AUSAID, OECD, dan UNCTAD, Asian Development Bank serta menjadi anggota Asia and Pacific Regional Advisory Group dari International Monetary Fund.
Tak hanya itu, Chatib Basri juga menjadi dewan komisaris di berbagai perusahaan, seperti PT Astra International, PT Indika Energy, dan Axiata Group Bhd (Malaysia).
Kesuksesan karirnya di berbagai instansi bikin nama Chatib perlahan merangsak masuk birokrat. Benar saja, tak butuh waktu lama, Chatib menjadi sosok yang amat tersohor di kalangan birokrat yang membuatnya dipercaya menjadi Penasihat di Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian pada 2004 lalu.
Namun karirnya sebagai penasihat hanya seumur jagung, jabatan itu dilepas setelah merengkuhnya selama setahun.
Sejak saat itu, banyak kalangan berpikir Chatib sudah tamat di birokrasi, nyatanya anggapan itu salah besar, pada 2006 dia kembali bikin geger setelah ditunjuk menjadi Deputi Menteri Keuangan untuk G-20 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Baca Juga: Gerindra Dorong Prabowo Nyapres Lagi di 2029, Jokowi Langsung Blak-blakan
Kariernya terus melambung, pada 2010 Chatib didapuk menjadi anggota High Level Trade Expert Group selama setahun. Lalu di tahun yang sama, ia pun menjabat sebagai Wakil Ketua Komite Ekonomi Nasional Presiden RI selama 2 tahun.
Pada Juni 2012, ia ditunjuk sebagai Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Setahun kemudian, tepatnya 21 Mei 2013, Muhamad Chatib Basri dipilih Presiden SBY sebagai Menteri Keuangan definitive menggantikan Agus Martowardjo yang terpilih sebagai Gubernur Bank Indonesia. Chatib meneruskan Menteri Keuangan masa bakti 2013-2014.
Tak lagi jadi menteri, Chatib Basri tetap bergelut di dunia pendidikan dan penelitian. Ia menjadi dosen dalam dan luar negeri. Namanya, sempat muncul dijagokan sebagai menteri keuangan saat Jokowi terpilih sebagai presiden pada tahun 2014.