Ekonom senior Chatib Basri menyebut masyarakat kelompok menengah sangat rentan terjatuh dalam jurang kemiskinan. Dia menyebut kelompok ini perlu

perhatian ekstra dari pemerintah, mereka bisa menjadi pemicu terjadinya krisis sosial sebagaimana yang lazim terjadi di sejumlah negara berkembang di dunia.

Baca Juga: Mengenal Chatib Basri, Ekonom Kawakan Pecinta Seni dan Sastra

“Ini adalah kelompok yang disebut sebagai kelas menengah bawah. Saya menyebutnya ini sebagai professional complainers. Jadi kalau melihat di sosial media segala macem semua orang komplain segala macam. Ini adalah kelompok yang disini dan saya sangat hati-hati dengan kelompok ini,” kata Chatib dilansir Olenka.id Selasa (25/5/2025).

Eks Menteri Keuangan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu berharap pemerintah Indonesia juga mesti menaruh perhatian khusus untuk kelompok ini. Jangan sampai pemerintah membuat kesalahan seperti yang pernah dibuat oleh pemerintahan Chile beberapa waktu lalu.

Chile dalam beberapa waktu belakangan sukses membetot perhatian publik global karena berbagai keberhasilan mengenai kebijakan ekonomi. Kesuksesan besar itu membuat negara ini sampai dijuluki sebagai Jaguar Amerika Latin karena dianggap sukses mengentaskan kemiskinan dan mampu mendongkrak pertumbuhan ekonomi.

Namun di balik bermacam-macam kesuksesan itu, pemerintah setempat justru membuat kebijakan keliru yang justru membenamkan kelompok menengah di dasar jurang kemiskinan.

Kebijakan-kebijakan pemerintah yang keliru itu di kemudian hari disebut sebagai The Chilean paradox, yakni penangan kemiskinan yang hanya berfokus pada kelompok masyarakat miskin sementara kelompok masyarakat kelas atas terus ikut menikmati pembangunan, tetapi di sisi lain pemerintah justru mengabaikan kelompok masyarakat kelas menengah.

“Presiden Chile Michelle Bachelet mengatakan kesalahan dari pemerintah adalah mereka semua ekonomi itu fokus pada kelompok miskin dan kelompok kaya menikmati pembangunan tapi they neglected the middle class,” ujarnya.

Di era media sosial ini, lanjut Chatib kelompok masyarakat kelas menengah kerap menyuarakan berbagai ketimpangan kebijakan, protes masif yang dilakukan di dunia maya bisa menjadi bahan bakar pemicu terjadinya krisis sosial.

Baca Juga: Chatib Basri: Cara Melihat Proksi Pendapatan Orang Adalah dari Spending

“Saya melihat ini ada disini (di Indonesia) Di se-era 90 middle class itu tidak punya apa-apa karena mereka tidak punya outlet. Tetapi di era sosial media itu implikasinya akan sangat berbeda karena yang disebut sebagai no viral no justice,” tuntas.