CEO Martha Tilaar, Kilala Tilaar mengaku perusahaan yang ia besut menganut sistem yang hanya menerapkan pimpinan tunggal. Sistem seperti diyakini lebih efektif sebab mudah untuk mengorganisir perusahaan, tak ada prosedur yang berbelit-belit.

Bukan baru sekarang, model sistem kepemimpinan seperti ini rupanya sudah diterapkan saat Martha Tilaar berdiri sejak 1970 silam. Sistem itu dianut dan dikembangkan sampai sekarang.

Baca Juga: Kilala Tilaar Ungkap Hal Ini yang Jadi Tantangan Jalankan Bisnis Keluarga

“Kalau di kita, yang padahal Ibu Marta juga orangnya tegas banget ya. Jadi, dia percaya satu pimpinan,” kata Kilala dalam sebuah kesempatan sebagaimana dilansir Olenka.id Kamis (12/12/2024).

Bukannya tak menaruh kepercayaan, namun manajemen Martha Tilaar sendiri yakin betul bahwa semakin banyak stakeholder yang masing-masingnya dikepalai satu orang maka kinerja perusahaan kadang stagnan bahan cenderung menurun. Sistem di perusahaan tak berjalan mulus karena beberapa profesional justru tak bisa bekerja maksimal.

“Karena kalau kebanyakan anak-anak stakeholder dalam manajemen, itu akan sulit bagi profesional di bawahnya untuk menjalankan tugasnya dengan baik,” katanya lagi.

Hal lain yang memicu mandeknya sistem perusahaan karena banyaknya stakeholder adalah terjadinya pembelahan sesama karyawan. Mereka justru berkelompok dan kubu-kubuan dimana kondisi seperti ini acap kali memicu perselisihan hingga upaya saling menjatuhkan satu sama lain,imbasnya kinerja perusahaan semakin melemah.

“Yang ada profesional bingung, atau anak-anaknya berantem karena profesional berkubu-kubu kan,” tuturnya.

Baca Juga: Jokowi Diminta Tak Gabung Golkar atau Gerindra

“Jadi Ibu Marta pikir satu nahkoda untuk satu kapal tadi yang seperti Bapak bilang. Di situ diatur, jadi satu pimpinan saya sebagai CEO, kakak-kakak saya, kebetulan saya paling bungsu, jadi kakak-kakak saya, meskipun di rumah dia kakak saya, tetapi di perusahaan dia adalah direktur saya,” tambahnya memungkasi.