Naiknya harga beras premium sebetulnya tidak dipicu faktor tunggal yakni kasus beras oplosan, ada persoalan lain yang melatarbelakangi hal tersebut, salah satunya adalah ketidakstabilan harga gabah sudah terjadi sejak awal 2025, ketidakjelasan harga gabah membuat perusahan penggilingan beras tak berani membeli gabah dalam skala besar.

"Dengan harga gabah ditekan ke level Rp6.500, penggilingan-penggilingan padi tidak berani beli di harga itu. Berarti petani dirugikan kan?" ucap Andreas. 

Apa Upaya Pemerintah?

Kenaikan harga beras premium membuat pemerintah harus putar otak menuntaskan masalah ini. 

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan,  salah satu intervensi yang dilakukan sekarang adalah distribusi beras Stabilitas Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) tak hanya itu  pemerintah juga memerintahkan Perum Bulog menjual beras jenis premium di operasi pasar.

"Itu kita kejar (dengan) operasi pasar, operasi pasar besar-besaran. Kita siapkan 1,3 juta ton (beras SPHP) operasi pasar," kata dia. 

Dia juga memerintahkan agar penjualan beras pada operasi pasar ditingkatkan, makanya perlu beras jenis premium Bulog digelontorkan juga. Walaupun sebenarnya secara bisnis, Bulog memang selama ini menjual beras jenis premium.

"Nah ini Bulog kita ajak kemarin juga menjual yang premium. Kan mereka juga sudah jual," tambahnya.