Di tengah meningkatnya kasus penyakit tidak menular di Indonesia, layanan kesehatan berbasis personalisasi mulai menjadi kebutuhan. Pemanfaatan data genetik untuk membaca risiko penyakit sejak dini kini tidak lagi sebatas konsep, tetapi mulai diterapkan dalam praktik medis modern.

Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) bersama NalaGenetics resmi meluncurkan Klinik Genomik IHC RSPP beberapa waktu lalu. Berlokasi di Gedung Graha RSPP lantai 11, Jakarta Selatan, klinik ini menghadirkan layanan genomik terintegrasi yang mencakup pemeriksaan genetik, konsultasi klinis, hingga upaya pencegahan berbasis profil genetik pasien.

Klinik tersebut menjadi salah satu yang pertama di Indonesia yang mengintegrasikan layanan genomik dalam sistem rumah sakit rujukan nasional. Kehadirannya menandai penguatan pendekatan precision medicine, yakni layanan medis yang mempertimbangkan karakteristik biologis unik setiap individu.

Baca Juga: Aksi Kemanusiaan AGP Hadirkan Pasar Murah serta Layanan Kesehatan bagi Masyarakat

Urgensi layanan genomik kian terasa jika menilik tren kesehatan nasional. Penyakit jantung masih menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di Indonesia dengan prevalensi sekitar 1,5 persen. Sementara kanker payudara mencatat lebih dari 66 ribu kasus baru setiap tahun, dengan mayoritas pasien terdeteksi pada stadium lanjut. Banyak di antaranya memiliki komponen risiko genetik yang selama ini belum terpetakan secara sistematis.

CEO NalaGenetics, Levana Sani, mengatakan dalam praktik sehari-hari tidak jarang pasien datang hanya dengan satu keluhan, namun setelah ditelusuri ternyata memiliki risiko genetik lain yang lebih besar.

“Tanpa layanan terintegrasi, proses asesmen ini sering terfragmentasi dan memakan waktu. Klinik genomik menjembatani kebutuhan tersebut agar penanganan pasien lebih menyeluruh dan terarah,” ujarnya.

Di sejumlah negara seperti Amerika Serikat, Inggris, dan Singapura, integrasi genomik dalam layanan kesehatan telah menjadi praktik umum, mulai dari skrining kanker hingga penentuan terapi berbasis profil genetik. Di Indonesia, adopsi teknologi ini masih terbatas, dengan jumlah rumah sakit rujukan nasional yang memiliki layanan genomik terintegrasi belum mencapai lima.

Sebagai rumah sakit rujukan nasional, RSPP memanfaatkan layanan ini lintas spesialisasi, mulai dari onkologi, kardiologi, penyakit dalam, psikiatri, pediatri, hingga gizi klinik. Salah satu contohnya disampaikan psikiater RSPP dr. Endah Ronawulan SpKJ, yang menuturkan pengalaman menangani pasien gangguan psikiatri yang sebelumnya harus menjalani proses trial and error dalam pemilihan obat. Setelah dilakukan pemeriksaan farmakogenomik, pasien tersebut memperoleh terapi yang lebih sesuai dengan profil genetiknya dan menunjukkan respons yang lebih baik.

Baca Juga: Hadapi Lonjakan Mobilitas Nataru, Mandiri Inhealth Siagakan Layanan Kesehatan Nasional

Direktur RSPP dr. Henny Veirawati menegaskan, variasi genetik sangat memengaruhi respons terhadap obat, risiko efek samping, hingga pola hidup seseorang.

“Pemeriksaan genetik membuka peluang pengambilan keputusan klinis yang lebih akurat dan aman,” katanya.

Kolaborasi ini menjadi klinik genomik terintegrasi pertama NalaGenetics di lingkungan rumah sakit rujukan nasional. Hingga akhir 2025, tercatat lebih dari 2.000 pasien telah menjalani pemeriksaan genomik melalui layanan NalaGenetics, terutama untuk penyakit jantung, onkologi, dan gangguan metabolik. Di RSPP, layanan ini ditargetkan menjangkau tujuh unit spesialisasi dengan proyeksi sekitar 360 pasien per tahun, didukung oleh dokter yang telah mengikuti pelatihan interpretasi hasil genomik.

Ke depan, hasil pemeriksaan genetik juga akan diintegrasikan dengan sistem rekam medis elektronik RSPP guna mendukung kesinambungan perawatan jangka panjang. Akses layanan dilakukan melalui mekanisme rujukan dan konsultasi dokter untuk memastikan setiap pemeriksaan sesuai kebutuhan medis pasien.

Baca Juga: Unicharm dan IBI Tingkatkan Kesehatan Anak Lewat Edukasi Popok dan Posyandu di Bogor

“Kami melihat kolaborasi ini sebagai langkah strategis untuk memperluas akses layanan kesehatan berbasis teknologi dan personalisasi. RSPP diharapkan menjadi contoh rumah sakit yang siap menghadapi perubahan pola layanan kesehatan di masa depan,” tutup Levana.