Direktur Utama bersama Komisaris Utama PT Pertamina Drilling Services Indonesia (Pertamina Drilling) melakukan Management Walkthrough (MWT) ke RIG PDSI#21.2/OW700-M yang beroperasi di PEP Sangatta Field, Desa Sangkima, Kecamatan Sangatta Selatan, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, Senin (15/12).

Kunjungan ini dilakukan sebagai bentuk penguatan langsung terhadap aspek Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) serta memastikan kinerja operasi pengeboran berjalan selaras dengan standar keselamatan dan keandalan aset perusahaan.

Direktur Utama Pertamina Drilling, Avep Disasmita, menegaskan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja merupakan prioritas utama yang tidak bisa ditawar.

“Menjaga kesehatan dan keselamatan adalah fondasi utama kita. Kita sepakat bahwa kecelakaan kerja sebenarnya bisa dihindari, asalkan kita mau saling mengingatkan dan konsisten menjalankan prosedur,” ujar Avep di hadapan kru rig.

Avep juga menekankan pentingnya transparansi dalam pelaporan near miss, sekecil apa pun potensi bahaya yang ditemukan di lapangan.

“Tidak usah ragu melaporkan near miss secara terbuka. Ini sejalan dengan arahan Direktur Utama Pertamina (Persero) Bapak Simon Aloysius Mantiri, bahwa keselamatan adalah tanggung jawab bersama,” tegasnya.

Menjelang akhir tahun, Avep meminta seluruh pekerja meningkatkan kewaspadaan terhadap aktivitas-aktivitas kritikal serta memastikan pengawasan ketat bila potensi risiko tidak dapat dihindari.

“SMH (Safe Man Hours) yang sudah baik harus kita pertahankan. Perhatikan juga potensi kebakaran camp agar tidak terulang. Jarak rumah sakit memang dekat, hanya 13 menit, tetapi pelatihan CPR tetap penting untuk menyelamatkan golden moment di awal kejadian,” ujarnya.

Sementara itu, Komisaris Utama Pertamina Drilling, Gema Iriandus Pahalawan, menekankan pentingnya asset integrity agar kejadian besar seperti rig roboh maupun potensi bahaya tingkat tinggi di industri migas, seperti blow out, tidak terjadi kembali.

“Asset integrity harus diyakinkan. Setiap kejadian sebelumnya harus menjadi pembelajaran agar tidak muncul mature hazard di kemudian hari,” kata Gema.

Ia juga meminta para pimpinan di lapangan untuk lebih aktif turun langsung, tidak hanya memantau dari kantor.

Leader harus berjalan, melihat langsung, dan terus mengingatkan soal safety. Pegang prinsip dasar 10 CLSR dan PIP—apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Jika melihat kondisi tidak aman, silakan lakukan Stop Work Authority (SWA),” tegasnya.

Gema turut memberikan apresiasi kepada seluruh kru rig atas kinerja dan kepatuhan terhadap aspek keselamatan, seraya mengingatkan agar tidak lengah.