Happy Salma dikenal sebagai salah satu figur publik yang memiliki kepedulian tinggi terhadap budaya dan warisan leluhur Indonesia. Melalui brand perhiasan Tulola, Happy Salma merajut kolaborasi dengan para seniman dan pengrajin lokal Tanah Air untuk menciptakan karya perhiasan yang sarat akan nilai-nilai budaya.
Tak hanya itu, Happy Salma juga turut menjalin kolaborasi dengan Bakti BCA dalam memajukan dan mengembangkan potensi para pengrajin lokal yang tak sedikit di antaranya merupakan UMKM. Dalam sebuah kesempatan, Happy Salma mengatakan bahwa Tulola dan Bakti BCA memiliki concern yang sama untuk terus melestarikan budaya melalui karya-karya yang dihasilkan UMKM dan pengrajin lokal.
Baca Juga: BCA Expoversary 2025: Bentuk Komitmen BCA Dorong Pertumbuhan Ekonomi Nasional
"Saya memiliki brand perhiasan Tulola dan kami memiliki concern yang sama dengan Bakti BCA untuk bagaimana membuat karya-karya dari desa binaan, seperti Desa Taro di Bali bisa terus lestari, up to date, dan mendapatkan marketnya di Indonesia," ungkap Happy Salma dalam talkshow bertajuk Bukti Bakti BCA Rajut Kolaborasi UMKM dan Pengrajin Lokal di BCA Expoversary 2025, Sabtu, 22 Februari 2025.
Dalam kolaborasi kali ini, lanjutnya, Tulola bersama Bakti BCA menggandeng seniman lokal, yakni I Made Suama dari Desa Binaan Taro di Bali untuk menghasilkan desain perhiasan yang kental dengan tradisi lokal masyarakat Bali. Karya-karya perhiasan 100% dikerjakan olah tangan seniman lokal.
"Kami menyebut para seniman ini Pahlwan Budaya yang menghasilkan karya-karya yang terinspirasi dari alam dan warisan leluhur. Para seniman ini mampu menginterpretasikan tradisi ke dalam sebuah karya dan kami juga customer Tulola sangat menghargai karya-karya tersebut," tambahnya.
Dalam kesempatan yang sama, Susanti Nurmalawati selaku SVP Corporate Communications BCA mengapresiasi upaya Tulola yang sangat mendukung pelestarian budaya dengan melibatkan para seniman lokal. Semangat tersebut selaras dengan Bakti BCA yang terus menunjukkan kepedulian kepada masyarakat dan mendukung kehidupan berkelanjutan.
Susanti mengatakan, Bakti BCA memiliki banyak program kepedulian sosial yang tidak hanya terfokus pada individu, lingkungan, kesehatan, tetapi juga komunitas. Salah satu wujud kepedulian Bakti BCA terhadap aspek komunitas yakni mewujudkan desa binaan yang lestari, mandiri, dan berkelanjutan.
"Kami sudah memiliki 26 desa binaan yang kami berikan pendampingan supaya bisa mandiri. Kami berupaya menjadikan daerah di desa binaan sebagai desa wisata yang berkelanjutan, salah satunya adalah Desa Binaan Taro," ungkap Susanti.
Lebih lanjut, Susanti mengatakan bahwa di desa Binaan Taro, ada banyak seniman yang membuat kerajinan dengan kualitas yang unggul. Namun, ada salah satu tantangan yang dihadapi oleh para seniman atau pengrajin lokal tersebut, yakni perihal branding dan perluasan market untuk setiap karya yang dihasilkan.
"Di Desa Binaan Taro banyak sekali artisan yang membuat kerajinan, tapi masih terkendala branding. Dari situlah kami bekerja sama dengan Happy Salma, di mana salah satu seniman yakni I Made Suama untuk membuat desain Tulola," tegasnya lagi.