Schneider Electric™ menyambut kunjungan Ir. Jisman Hutajulu, M.M., Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) ke smart factory Schneider Electric di Cikarang, Jawa Barat, pada Jumat, 2 Mei 2025. Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau kapabilitas teknologi dan operasional Schneider Electric di Indonesia, sekaligus memperkuat komitmen kolaboratif antara pemerintah dan sektor industri dalam mendorong sistem kelistrikan nasional yang lebih aman, andal, dan sesuai standar nasional.

Sebagai bagian dari upaya mendukung kebijakan ketenagalistrikan nasional, Schneider Electric tengah membangun kolaborasi strategis dengan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan (Ditjen Gatrik). Kerja sama ini menjadi langkah penting dalam mempererat sinergi lintas sektor demi mempercepat adopsi teknologi kelistrikan yang sesuai standar serta memperkuat penerapan instalasi listrik yang aman bagi masyarakat.

Baca Juga: Schneider Electric Indonesia Raih Sertifikasi Great Place to Work® Keempat Kalinya

"Perusahaan penyedia peralatan listrik harus memperhatikan Standar Nasional Indonesia (SNI) serta Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang diterapkan pada sektor ketenagalistrikan. Penggunaan GPAS menjadi sangat penting untuk mencegah arus bocor, khususnya pada instalasi dengan daya besar, guna memberikan rasa aman dan keselamatan bagi pengguna. Produsen perlu mulai menyiapkan kapasitas produksinya agar dapat mendukung penerapan aturan ini secara optimal, karena keselamatan kelistrikan harus menjadi prioritas bersama," ujar Ir. Jisman Hutajulu, M.M., Direktur Jenderal Ketenagalistrikan, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), dikutip dari keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Kamis (8/5/2025).

Dukungan terhadap keselamatan kelistrikan menjadi bagian penting dalam mendorong terciptanya lingkungan hunian yang aman dan andal, seiring dengan program pembangunan 3 juta rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang digagas pemerintah. Salah satu elemen kunci dalam memastikan keamanan tersebut adalah penggunaan produk kelistrikan asli dan berkualitas, yang berperan vital dalam mencegah risiko kebakaran akibat instalasi listrik yang tidak memenuhi standar keselamatan.

Didukung oleh kapabilitas operasional yang terintegrasi dan supply chain yang solid, Schneider Electric memastikan ketersediaan solusi kelistrikan yang memenuhi standar keselamatan nasional dan dapat diterapkan secara luas di berbagai lapisan masyarakat.

Martin Setiawan, President Director Indonesia & Timor-Leste, Schneider Electric, mengatakan, "Transformasi sistem kelistrikan yang lebih aman dan inklusif membutuhkan pendekatan kolaboratif. Kami mengapresiasi upaya Ditjen Gatrik dalam membangun ekosistem kelistrikan yang berbasis pada standar keselamatan, dan kami percaya kolaborasi semacam ini dapat makin diperkuat dengan kontribusi industri. Schneider Electric siap mendukung terciptanya solusi kelistrikan yang andal dan relevan bagi kebutuhan masyarakat Indonesia."

Smart factory Schneider Electric di Cikarang, Jawa Barat, merupakan fasilitas perakitan panel dengan spesifikasi khusus untuk berbagai produk kelistrikan bertegangan rendah hingga menengah, serta menjadi pusat produksi strategis yang melayani pasar domestik dan ekspor. Pabrik ini juga menjadi simbol komitmen Schneider Electric terhadap keberlanjutan dengan target mencapai operasi netral karbon (zero carbon operation) pada 2030.

Pabrik ini telah memperoleh sertifikasi Net Zero CO2 dan seluruh kebutuhan energinya dipenuhi dari sumber energi hijau—23 persen dari panel surya dan 77 persen dari pembangkit listrik tenaga air. Inisiatif ini mampu mengurangi emisi karbon hingga sekitar 181 ton CO2 per tahun serta menghemat energi sebesar 6.935 kWh per tahun.