Salah satu alasan utama Budi memilih jalur profesional mandiri adalah fleksibilitas waktu. Ia tidak terikat pola kerja 9-to-5 dan bisa lebih hadir untuk keluarga ketika dibutuhkan.
“Itu yang saya benar-benar suka,” ujarnya.
Namun, kebebasan tersebut datang dengan tantangan yang tidak ringan. Penghasilan yang tidak menentu, ketiadaan tunjangan karyawan, kewajiban mengurus pajak sendiri, hingga kondisi harus bekerja sebagai solo player di awal karier menjadi realitas yang harus dihadapi freelancer.
“Income-nya kadang besar banget, kadang enggak ada sama sekali,” ungkapnya jujur.
Karena itu, Budi menekankan pentingnya perencanaan keuangan yang disiplin. Freelancer perlu memisahkan rekening pribadi dan bisnis, menyiapkan cash flow buffer, serta memiliki proteksi asuransi dasar. Ia juga menyoroti pentingnya program jaminan sosial yang sering kali diabaikan.
“BPJS itu sangat membantu. Program pemerintah yang menurut saya sangat bagus,” tuturnya.
Lebih jauh, Budi menggarisbawahi lima kecerdasan finansial utama yang perlu dimiliki siapa pun, baik freelancer, karyawan, pebisnis, maupun investor.
Kecerdasan tersebut mencakup kemampuan menciptakan uang tanpa bergantung pada gaji tetap, mengalokasikan uang dengan tepat, mengembangkan aset melalui investasi, melindungi aset lewat proteksi, serta mengolah informasi keuangan secara cerdas.
“Banyak orang duitnya banyak, tapi gagal di kecerdasan mengalokasikan,” katanya.
Ia juga mengingatkan pentingnya mempersiapkan dana pensiun sedini mungkin. Semakin ditunda, semakin besar porsi penghasilan yang harus disisihkan di usia matang.
Lebih jauh, Budi pun merangkum kunci sukses finansial bagi freelancer, yakni membuat sistem gaji sendiri, disiplin mengelola gaya hidup, berinvestasi hanya pada instrumen yang dipahami, serta terus membangun reputasi profesional agar nilai diri semakin meningkat.
“Dulu dibayar 100 ribu, lama-lama bisa sejuta, lalu 10 juta. Value itu dibangun,” ujarnya.
Pada akhirnya, kata Budi, tujuan perencanaan keuangan bukan sekadar mengejar angka, melainkan mencapai financial happiness, yaitu kehidupan yang seimbang, mandiri, dan tidak membebani generasi berikutnya.
Dan, menjelang pergantian tahun, Budi pun mengajak masyarakat untuk mulai menyusun resolusi finansial yang lebih bermakna.
“Mudah-mudahan resolusinya bukan cuma soal gaya hidup, tapi juga financial resolution,” tutup Budi.
Baca Juga: 5 Strategi Efektif Menghasilkan Lebih Banyak Uang sebagai Freelancer