Ahli gizi, dr. Rita Ramayulis, memaparkan sejumlah alasan mengapa konsumsi keju dapat berkontribusi terhadap kesehatan mental. Pertama, pada keju ditemukan bakteri asam laktat yang dihasilkan melalui proses fermentasi. Selain meningkatkan cita rasa dari proses pembuatan keju, bakteri ini baik untuk kesehatan saluran pencernaan. 

“Saluran pencernaan itu disebut otak kedua manusia. Kalau kesehatan pencernaan bagus, maka itu juga berhubungan dengan imunitas. Daya tahan tubuh seseorang akan meningkat, dan itu bisa kita dapatkan dari bakteri asam laktat,” ujar dr. Rita Ramayulis dalam agenda press conference Meg Cheese Day 2025 yang berlangsung di Gedung Kementerian Pariwisata, Rabu (4/6/2025).

Baca Juga: Bosan, Pekerjaan Terlalu Monoton? Waspadai Sindrom Boreout dan Dampaknya bagi Kesehatan Mental

Bukan hanya itu, bakteri asam laktat juga memiliki jalur hubungan persarafan dengan otak. Ketika jumlah bakteri ini meningkat dan keberagaman mikrobiota usus terjaga, otak akan terstimulasi untuk memproduksi berbagai hormon yang memicu perasaan bahagia.

“Rasa bahagia dihadirkan oleh adanya hormon dopamin dan serotonin, yang bisa distimulasi dengan kehadiran bakteri asam laktat,” tutur dr. Rita.

Kaitan keju dengan kesehatan mental ternyata juga berasal dari kandungan proteinnya yang tinggi. Menurut dr. Rita, protein dalam keju didominasi oleh jenis tirosin, serta peptida bioaktif. Kedua zat ini dapat menstimulasi produksi hormon yang memicu rasa bahagia, seperti dopamin.