Robert Budi Hartono bersama dengan Michael Bambang Hartono menjadi orang paling inspiratif di dunia bisnis Indonesia. Bagaimana tidak, kekayaannya tidak diperoleh dari satu sektor bisnis saja, melainkan banyak sektor bisnis yang digeluti.

Dalam Forbes Real Time Billionaires per Rabu (31/1/2024), Robert Budi Hartono tercatat di urutan ketiga orang terkaya di Indonesia dengan total kekayaan US$25,6 miliar atau setara dengan Rp403,84 triliun (Rp15.775/US$1). Dan di urutan keempat diisi oleh Michael Bambang Hartono dengan total kekayaan US$24,5 miliar atau setara dengan Rp386,48 triliun.

Robert Budi Hartono atau yang memiliki nama asli Oei Hwie Tjhong ini mulai terjun ke dunia bisnis, ketika ayahnya Oei Eiw Gwan membeli usaha kecil di bidang gramofon cengkeh yang hampir bangkrut, bernama NV Murup. Lalu, perusahaan tersebut berganti nama menjadi Djarum pada tahun 1951, dan ternyata sukses di pasaran.

Baca Juga: Mengulik Kisah Sukses Djarum Group Milik Hartono Bersaudara Orang Terkaya di Indonesia

Tidak berjalan mulus, perusahaan tersebut hampir lenyap akibat kebakaran, tepatnya pada tahun 1963. Tidak putus asa, ia dan sang ayah pun membangun kembali perusahaan tersebut, hingga memodernisasi peralatan pabrik mereka.Di tahun yang sama, yakni pada tahun 1963, sang ayah yaitu Oei Wie Gwan meninggal dunia. Sehingga, bisnis Djarum diwariskan ke kedua anaknya, yakni ke Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono.

Setelah hampir putus asa, mereka mulai mengekspor produknya ke luar negeri. Selang beberapa tahun, yakni pada tahun 1975 mereka memproduksi dan memperkenalkan produk rokok Djarum Filter, dan tahun 1981 mengeluarkan merek rokok Djarum Super.

Djarum kini menjadi perusahaan rokok terbesar di Indonesia, bahkan sampai berhasil memiliki lebih dari 75 ribu karyawan.

Gurita Bisnis Robert Budi Hartono

Robert Budi Hartono bersama dengan Michael Bambang Hartono, juga melebarkan sayap bisnis ke berbagai bidang, salah satunya ke bidang perbankan, di mana ia menguasai lebih dari 54% saham PT Bank Central Asia Tbk (BCA). 

Pada tahun 2007, Djarum menguasai BCA sepenuhnya, setelah membeli 92,18% saham Farallon di Farindo Investment (Perusahaan patungan Grup Djarum melalui Alaerka dan Farallon).