Industri properti di Indonesia telah mengalami pertumbuhan yang pesat dalam beberapa tahun terakhir, dengan semakin banyaknya perusahaan pengembang yang berlomba-lomba menawarkan berbagai proyek hunian, perkantoran, ritel, hingga kawasan industri. Salah satu perusahaan properti yang memiliki banyak unit proyek di Indonesia adalah Intiland Development.

Intiland Development Tbk. telah lama dikenal sebagai salah satu perusahaan pengembang properti terkemuka di Indonesia. Menyediakan beragam jenis properti, mulai dari tempat tinggal, gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, hingga kawasan industri.

Intiland tidak hanya fokus pada pengembangan properti, perusahaan ini juga menciptakan ruang hidup dan kerja yang berkelas dan berkualitas tinggi. Dengan portofolio proyek yang mengesankan, perusahaan ini telah berhasil membangun berbagai gedung ikonis yang menjadi kebanggaan Indonesia.

Baca Juga: PIK 2 Masuk Target Evaluasi Proyek Strategis Nasional

Awal Mula Pembentukkan

Cikal bakal Intiland dapat ditelusuri ke tahun 1974, ketika Oesman Soedargo dan Suhargo Gondokusumo (pemilik Dharmala Group) mengembangkan Perumahan Taman Cilandak di Jakarta Selatan. 

Keterlibatan Hendro Santoso Gondokusumo dalam proyek ini menjadi titik awal ketertarikannya pada dunia properti. Kesuksesan Taman Cilandak mendorong pengembangan proyek lain, Taman Harapan Indah, pada tahun 1982.

Pada tahun 1983, Dharmala mengembangkan Wisma Dharmala Sakti (kini Intiland Tower Jakarta) di Sudirman. Untuk mengelola gedung ikonik ini, didirikanlah PT Wisma Dharmala Sakti yang dipimpin oleh Hendro Santoso Gondokusumo.

Baca Juga: Kisah Pendirian Perusahaan Pantai Indah Kapuk Dua

Perusahaan ini kemudian memperluas portofolionya dengan mengembangkan Wisma Sarinah, Gedung Graha Pratama, dan Menteng Prada. Proyek-proyek penting lainnya di era ini termasuk Perumahan Pantai Mutiara (proyek reklamasi pertama di Asia Tenggara), Taman Semanan Indah, Kota Satelit Darmo di Surabaya, dan Ngoro Industrial Park di Mojokerto.

Pada Juni 1991, PT Wisma Dharmala Sakti berganti nama menjadi PT Dharmala Intiland. Perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Jakarta pada 1 September 1991, setelah sebelumnya tercatat di Bursa Paralel Indonesia pada tahun 1990. 

Ekspansi bisnis terus dilakukan dengan pengembangan Graha Famili (perumahan bertema golf pertama di Surabaya) pada tahun 1992 dan akuisisi PT Taman Harapan Indah dan PT Dharmala Land untuk memperkuat posisinya di bawah Dharmala Group. Pada tahun 1997, Intiland Tower Surabaya (dahulu Wisma Dharmala Surabaya) selesai dibangun.

Krisis finansial Asia pada tahun 1997 berdampak signifikan bagi Dharmala Intiland, yang terjerat hutang besar. Berbeda dengan unit bisnis Dharmala lainnya yang dipailitkan, Dharmala Intiland berhasil lolos melalui restrukturisasi. 

Perusahaan kemudian lebih fokus pada pengembangan perumahan kelas menengah ke bawah untuk bertahan dan menyelesaikan kewajiban hutangnya. Konversi hutang menjadi saham juga dilakukan untuk mengatasi defisiensi modal.

Baca Juga: Kisah Pendirian Perusahaan Pakuwon Jati

Pada 29 Juni 2007, perusahaan berganti nama menjadi PT Intiland Development Tbk, menandai era baru dengan fokus pada konsolidasi bisnis, peningkatan aset, dan pertumbuhan yang lebih cepat. 

Hendro Gondokusumo tetap memegang peranan penting di perusahaan. Setelah restrukturisasi, Intiland kembali mengembangkan proyek-proyek skala besar untuk segmen pasar atas, seperti Kondominium 1Park Residences di Jakarta dan Graha Natura di Surabaya (2010). Intiland juga mengembangkan jaringan hotel budget Whiz melalui PT Intiwhiz International. Kinerja perusahaan pun membaik secara signifikan.

Ekspansi dan Diversifikasi Proyek

Intiland Development terus melakukan ekspansi dan diversifikasi proyek untuk memperkuat posisinya di pasar properti domestik. Sejak awal tahun 2011, perusahaan ini telah meluncurkan berbagai proyek.

Pada tahun 2011, Intiland memulai ekspansinya dengan dua proyek besar. Serenia Hills, sebuah kawasan perumahan mewah yang terletak di Jakarta Selatan, menjadi tonggak awal perusahaan dalam menyediakan hunian premium. Sementara itu, proyek Aeropolis, yang berlokasi dekat Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, dirancang sebagai kawasan bisnis terpadu yang memadukan hunian, komersial, dan fasilitas pendukung lainnya.

Baca Juga: Mengulik Rencana Kereta Bandara Terhubung LRT, Kapan Terealisasi?

Pada tahun yang sama, Intiland juga memperkenalkan South Quarter, sebuah kawasan bisnis terpadu yang dibangun di Jakarta Selatan. Proyek ini menawarkan kombinasi gedung perkantoran, pusat perbelanjaan, dan fasilitas publik yang mendukung produktivitas dan kenyamanan penghuninya. 

Selain itu, National Hospital di Surabaya, yang dibuka pada 2012, memperlihatkan keberanian Intiland untuk merambah ke sektor kesehatan dengan membangun fasilitas medis kelas dunia.

Di sektor properti residensial, Intiland memperkenalkan Kondominium Sumatra36 di Surabaya pada 2012, yang menawarkan hunian modern di pusat kota. Lalu pada 2013, perusahaan ini meluncurkan 1Park Avenue, sebuah kondominium mewah di Jakarta Selatan yang menambah portofolio properti residensialnya. 

Baca Juga: Hendro Santoso Gondokusumo, Sosok Kharismatik di Balik Eksisnya Intiland Development

Selain itu, Intiland juga mengembangkan kawasan terpadu Praxis di Surabaya, sebuah proyek yang memadukan hunian, perkantoran, dan komersial.

Pada tahun 2014, Intiland melakukan divestasi saham PT Intiland Infinita dan fokus pada pengembangan proyek-proyek besar lainnya, termasuk Regatta Tahap II, sebuah proyek kawasan hunian dan komersial yang terletak di Jakarta Utara. Di tahun yang sama, perusahaan ini juga meluncurkan Spazio Tower di Surabaya, sebuah gedung perkantoran yang mengusung konsep modern dan ramah lingkungan.

Baca Juga: Kilas Pendirian Perusahaan Honest Financial Technologies

South Quarter, yang telah mendapatkan sertifikasi Gold dari Green Building Council Indonesia (GBCI), menjadi bukti keberhasilan Intiland dalam mengembangkan kawasan bisnis berkelanjutan. Di sisi lain, Graha Golf, sebuah kondominium di Surabaya, juga diluncurkan sebagai bagian dari diversifikasi proyek perusahaan dalam sektor perumahan kelas menengah.

Pada tahun 2016, Intiland kembali memperkenalkan dua proyek ikonik: The Rosebay di Surabaya, yang menawarkan hunian mewah dengan fasilitas lengkap, dan South Quarter DOME di Jakarta, sebuah ruang publik yang dirancang untuk mendukung kolaborasi dan kreativitas di lingkungan bisnis.

Graha Natura Tahap II di Surabaya menjadi fokus ekspansi Intiland di tahun 2017, yang menawarkan hunian nyaman dengan lingkungan hijau. Pada tahun yang sama, perusahaan ini juga mengumumkan kolaborasi strategis dengan GIC Singapura untuk mengembangkan bisnisnya.

Pada 2018, Intiland memperkenalkan proyek perumahan rakyat di Pacitan, sebagai bentuk kontribusi perusahaan terhadap pembangunan perumahan terjangkau. Selain itu, tahap kedua dari South Quarter yang mencakup peluncuran apartemen SQ Res, menandai komitmen perusahaan dalam mengembangkan kawasan terpadu yang mendukung kebutuhan tinggal dan berbisnis di Jakarta Selatan.

Pada tahun 2019, Intiland menggaungkan ekspansi melalui kerjasama strategis untuk mengembangkan Poins, sebuah kawasan komersial dan perumahan yang mengusung konsep urban living dengan fasilitas lengkap. Kerjasama ini memperkuat jaringan bisnis dan memperluas cakupan proyek perusahaan.

Salah satu pencapaian terbesar Intiland adalah kemampuan untuk bekerja dengan arsitek kelas dunia untuk merancang dan membangun gedung-gedung ikonis. Intiland Tower, misalnya, adalah salah satu gedung pencakar langit yang dirancang oleh Paul Rudolph, seorang arsitek kenamaan yang dikenal dengan desain modernisnya yang berani. Gedung ini tidak hanya menjadi ikon Jakarta, tetapi juga menjadi bukti dedikasi Intiland dalam menciptakan bangunan yang tidak hanya fungsional tetapi juga estetis dan berkelas.

Baca Juga: Kisah Pendirian Gudang Garam, Penghasil Rokok Kretek Sejak 1958

Keberhasilan Intiland tidak terlepas dari kepercayaan yang diberikan oleh para pelanggan dan mitra bisnis. Intiland memahami bahwa properti bukan hanya soal bangunan, tetapi juga tentang memberikan kualitas hidup dan menciptakan ruang yang bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.