Cerita di Balik Perjuangan
Memulai bisnis di usia 20-an bukanlah perjalanan yang mudah. Para pengusaha muda ini menghadapi proses panjang penuh eksperimen, kesalahan, bangkit, hingga membangun fondasi bisnis yang kokoh.
Kisah mereka terangkum dalam video singkat berdurasi 2:30 menit, mengangkat perjalanan lima UMKM muda inspiratif di Shopee.
David, pendiri Hairum, memulai brand perawatan rambutnya di usia 22 tahun bersama saudara dan lima temannya. Tanpa investor dan tanpa tim besar, mereka hanya berpegang pada satu keyakinan: produk yang tulus dibuat akan menemukan pasarnya.
“Ada masa-masa ketika kami salah kirim barang, ditipu, bahkan burnout,” kenangn David.
Namun, lanjut David, titik balik terjadi saat pelanggan mulai menemukan Hairum di Shopee dan membagikan pengalaman positif mereka.
“Mereka bukan hanya beli, tapi kasih cerita dan kepercayaan. Itu yang bikin kami bertahan,” ujarnya.
Dari dunia kuliner, hadir kisah Anita Hartati dari Sambal Nagih, yang percaya bahwa sambal bukan sekadar rasa pedas, tetapi juga rasa rumah dan identitas budaya.
Tantangan di industri kuliner yang sangat kompetitif sempat membuatnya ragu. Namun bergabung di Shopee membuka pintu baru, yaitu produknya kini menjadi jembatan membawa cita rasa rumahan ke banyak keluarga di berbagai kota.
“Lewat Shopee, rasa pedas ini sampai ke lebih banyak meja makan,” kata Anita.
Selanjutnya, cinta pada budaya membawa Susanne Melvina mendirikan Intresse, brand yang berfokus pada tenun. Ia sempat khawatir bahwa tenun mulai kehilangan tempat di tengah tren fashion modern.
“Saya takut budaya ini hilang perlahan,” ungkapnya.
Kekhawatiran itu justru menjadi alasan untuk terus bergerak. Bersama Shopee, Intresse menemukan pembeli dari Aceh hingga Papua, sekaligus menjangkau generasi muda lewat Shopee Live.
“Kami ingin tenun tetap hidup, dikenakan, dan dilihat oleh semua generasi,” tukasnya.
Di kategori aksesori, Priyanto Utomo atau Tommy, pendiri Demodas, menghadapi stigma bahwa kacamata lokal tidak berkualitas. Selain itu, kacamata adalah produk yang membutuhkan kecocokan langsung. Namun, kata dia, Shopee memberikan ruang baru baginya untuk mengedukasi pelanggan dan mempresentasikan produknya secara live.
“Lewat Shopee Live, orang bisa tanya langsung, lihat detail, dan itu bikin mereka percaya,” katanya.
Dalam dunia hewan peliharaan, Asep Ruswandi dari Bukipet memulai bisnis pakaian dan perawatan hewan di usia 25 tahun. Ia mengakui bahwa bisnis tersebut sering dianggap sepele.
“Banyak yang bilang bisnis hewan itu kecil. Tapi, saya percaya hewan juga layak dapat kenyamanan,” ujarnya.
Shopee, lanjut dia, mempertemukannya dengan komunitas pecinta hewan, membuka peluang baru dan mempercepat pertumbuhan bisnisnya.
Baca Juga: Satu Dekade Tumbuh Bersama UMKM, Shopee Hadirkan 10 Kelas Spesial Bersama Kementerian UMKM