Siapa yang gak mengenal Martha Tilaar? Ia adalah orang di balik berbagai produk kecantikan, salah satunya Sariayu. Ya, di tengah gempuran brand kosmetik baru yang banyak bermunculan di Tanah Air, nyatanya Sariayu masih konsisten menghadirkan produk kosmetik dan jamu yang memanfaatkan bahan alami asli Indonesia hingga saat ini.
Setiap mendengar nama Martha Tilaar pasti akan terlintas di benak kita tentang sosok pengusaha sukses, wanita inspiratif dan pencipta kosmetik legendaris di Indonesia. Namun, sebagian dari kita masih banyak yang belum mengetahui di balik kesuksesannya ada kisah jatuh bangun Martha Tilaar dalam pencapaian produk Sariayu yang dikenal hingga saat ini.
Lantas, bagaimana sepak terjang perjalanan Martha Tilaar dalam membangun bisnis dan membuatnya dinobatkan sebagai Ratu Kosmetik Indonesia? Berikut Olenka ulas selengkapnya.
Latar Belakang Martha Tilaar
Martha Handana alias Tjhie Pwee Giok lahir pada tahun 1937 di Kebumen, Jawa Tengah. Dia adalah anak bungsu dari tiga bersaudara. Dulu, Martha Tilaar kecil dianggap tomboy karena tidak suka merawat diri.
Hal inilah yang membuat Ibunya mengirimkan Martha ke seorang ahli kecantikan tradisional asal Yogyakarta. Titi Poerwosoenoe adalah guru pertama yang mengajarkan Martha untuk merias diri. Dari sinilah, Martha akhirnya menyukai dunia kecantikan.
Menginjak dewasa, Martha pun berhasil menamatkan pendidikannya hingga tingkat sarjana. Cita-citanya yang ingin menjadi guru sejak kecil mengantarkannya berkuliah di jurusan Sejarah IKIP Negeri Jakarta (sekarang UNJ). Ia pun sempat mengajar di SD Santa Theresia selama dua tahun dan di almamater kuliahnya selama tiga tahun.
Setelah menikah dengan Henry Alex Rudolf Tilaar, ia akhirnya mengikuti suami yang mendapat beasiswa kuliah di Amerika Serikat. Di sana, ia pun tergugah untuk mencari tambahan penghasilan dengan menjadi babysitter.
Saat itu, pendapatan Martha sebagai babysitter cukup besar. Ia bisa meraup pendapatan minimal US$ 1.500 apabila sedang musim liburan, tapi rata-rata pendapatannya di hari biasa bisa mencapai US$ 2.000 - 2.500. Selain bekerja sebagai babysitter, akhirnya Martha pun memanfaatkan kesempatan ini untuk sekolah kecantikan di Academy of Beauty Culture selama dua tahun.
Lulus dari Academy of Beauty Culture, Martha membuka salon kecantikan sendiri di negeri Paman Sam tersebut. Demi mempromosikan usahanya, ia pun menyebarkan brosur dan selebaran di kampus-kampus. Selain itu, Martha menyasar mahasiswa Indonesia atau ibu-ibu yang ikut suaminya ke Amerika Serikat agar mereka menjadi pelanggannya.
Memulai Bisnis di Sebuah Garasi
Setelah menimba ilmu dan pengalaman tentang bisnis dan kecantikan di Amerika Serikat, Martha pun akhirnya kembali ke Indonesia. Tahun 1969, ia memberanikan diri membuka bisnisnya dari garasi rumahnya yang sederhana dengan ukuran 4×6 meter, dan bermodalkan uang Rp 1 juta hasil menabung selama tinggal dan bekerja di Amerika Serikat.
Dilansir dari Wikipedia, pada awal tahun 1970, tepatnya tanggal 3 Januari 1970, berdirilah Martha’s Salon di Jl. Kusumaatmadja, Menteng, Jakarta Pusat. Usaha tersebut mendapatkan respons positif, hingga Martha Tilaar bisa menarik pelanggan dari kalangan warga asing yang bekerja di kedutaan. Dua tahun kemudian, ia membuka salon kedua di Jalan Anggur No. 3 Cipete, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
Saat membuka usaha salon ini, Martha meracik formula kecantikan dengan bahan-bahan alam Indonesia. Martha terus menemukan resep jamu dan kosmetik yang cocok untuk orang Indonesia dengan dibantu keluarga besarnya.
Baca Juga: Mengelola Bisnis Ala Keluarga Tilaar: Satu Kapal Satu Nakhoda
Milestone Bisnis
Meski usaha salonnya berjalan baik, namun perjalanan Martha dalam berbisnis tak semulus yang dibayangkan. Menurutnya saat itu, mayoritas orang Indonesia masih berpikir kalau produk luar negeri lebih baik ketimbang produk buatan negeri sendiri. Alhasil Marta kesulitan untuk memasarkan produk kecantikannya.
Lantas, pada tahun 1972, Martha pun pergi ke Eropa untuk belajar ramu-ramuan. Ia mengunjungi pabrik Yves Rocher di Prancis, Mary Quant di Inggris, dan Hartleben di Jerman Barat. Kembali ke Indonesia, didirikannya Martha Griya Salon yang memperkenalkan perawatan tradisional.
Karena pada saat itu tidak banyak referensi tentang produk perawatan dalam negeri, Martha terpaksa mendatangi dukun-dukun beranak, selain belajar dari neneknya, Pranoto Liem alias Mak Oco, yang ahli membuat jamu. Berkat jamu dari Mak Oco pula, di usia 42 tahun Martha berhasil melahirkan anak pertamanya, Wulan Tilaar. Resep jamu penyubur itulah yang kemudian diabadikannya lewat produk Kaplet Wulandari.
Pada tahun 1975, Martha sempat menjalin kerjasama dengan Mooryati Soedibyo yang mendirikan perusahaan kosmetik Mustika Ratu . Namun karena perbedaan visi misi, mereka mengakhiri kerjasama tersebut.
Menginjak tahun 1977, Martha pun melebarkan bisnisnya dengan membangun perusahaan kosmetik dan jamu modern bernama PT Martina Berto, dan meluncurkan brand Sariayu sebagai produk pertamanya. Perusahaan itu merupakan buah kerjasama antara Martha Tilaar dengan Bernard Pranata dan Theresia Harsini Setiady, pendiri Kalbe Group.
Lalu, pada 1981, PT Martina Berto mendirikan pabriknya sendiri di kawasan industri Pulogadung dan kembali mendirikan pabrik kedua pada 1983 di wilayah yang sama. Di tahun yang sama pula, Martha mendirikan PT Sari Ayu Indonesia, khusus sebagai distributor produk kosmetika Sariayu Martha Tilaar.
Lalu, Martha pun membuka pabrik kedua, kali ini di Jalan Pulo Kambing II/1, masih di area yang sama yakni di Kawasan Industri Pulo Gadung yang kali ini diresmikan oleh Nyonya Karlinah Umar Wirahadikusumah, istri Wakil Presiden Umar Wirahadikusumah.
Baca Juga: Prinsip Martha Tilaar dalam Mendidik Anak, Pentingnya Menanamkan Mental 'Fight'
Sepanjang tahun 1988-1995 PT Martina Berto pun mengakuisisi sejumlah perusahaan, seperti PT Kurnia Harapan Raya, PT Cempaka Belkosindo Indah, PT Cedefindo, PT Estrella Lab, dan PT Kreasi Boga. Saat itu, Marha mengandalkan kekuatan riset dan 37 peneliti di Martha Tilaar's Innovation Center (MTIC).
Ia pun sukses memproduksi merek kosmetika, perawatan tubuh, spa, dan jamu yang dikenal hingga mancanegara. Sebut saja Sariayu, Caring, Belia, Rudy Hadisuwarno Cosmetics, Biokos, Professional Artist Cosmetics (PAC), Aromatic, Jamu Garden, dan Dewi Sri Spa. Sebagai korporasi, Martha Tilaar Group juga berhasil meraih ISO 9001, ISO 14000, dan Sertifikasi GMP di Asia pada 1996.
Kemudian, pada tahun 1999 Martha Tilaar beserta anggota keluarga berkesempatan membeli seluruh saham PT Kalbe Farma yang ada pada PT Martina Berto. Sejak saat itulah Martha Tilaar dan keluarga menguasai sepenuhnya saham PT Martina Berto. Bersamaan itu dilakukanlah konsolidasi perusahaan digabungkan ke dalam Martha Tilaar Group.
Kini Martha Tilaar Group terdiri atas beberapa perusahaan di berbagai bidang. Mulai dari PT Martina Berto Tbk yang bergerak di pemasaran dan produksi, PT Cedefindo perusahaan produksi dan maklon, PT SAI Indonesia perusahaan distributor dan logistik, PT Martha Beauty Gallery yakni sekolah dan pendidikan kecantikan Puspita Martha International School, PT Cantika Puspa Pesona perusahaan jasa spa dan salon, serta PT Kreasi Boga Primatama perusahaan penyedia tenaga kerja.
Kerap Diremehkan
Banyak kisah yang membuat Martha Tilaar terpacu untuk bisa sukses hingga kini, salah satunya karena saat mengawali karier dirinya pernah diremehkan karena statusnya sebagai seorang perempuan. Ia pun tak jarang mendapat penolakan dari bank saat ingin mengajukan kredit usaha.
Tak berhenti di situ, perjalanan pahit juga pernah dirasakan Martha saat ingin memasarkan produk di pusat perbelanjaan. Menurutnya, banyak teman-temannya yang tidak mempercayai produk masker herbal dan lulurnya.
"Teman-teman saya mengira saya adalah orang gila yang ingin menjadi dukun atau penyihir agar cepat kaya," tuturnya dikutip dari BBC.
Namun, hal itu ötak lantas membuat Martha menyerah. Ia malah lebih terpacu untuk membuktikan produknya akan sukses di kemudian hari. Terbukti, saat ini brand Sariayu sudah berjejer di pusat perbelanjaan Indonesia dan mendapat berbagai penghargaan bergengsi.
Baca Juga: Kilala Tilaar Ungkap Hal Ini yang Jadi Tantangan Jalankan Bisnis Keluarga
Filosofi Bisnis dan Tips Sukses
Dalam satu kesempatan beberapa waktu lalu, Martha Tilaar mengaku bahwa dalam menjalankan bisnisnya ia memiliki filosofi dan tips tersendiri untuk membuatnya tetap berada di jalur bisnis yang benar.
Martha meyakini, filosofi bagi kehidupan menjadi penting karena membantu kita untuk tetap berada di dalam jalur yang benar dan fokus pada visi awal kita, dan itu mengajarkan kita untuk bertanggung jawab terhadap apa yang kita kerjakan, jangan sampai apa yang kita kerjakan justru merugikan orang lain atau lingkungan.
Dikutip dari Liputan6.com, filosofi hidup Martha adalah Tri Hita Kirana yang berasal dari Bali, di mana jika usaha kita menggunakan tanaman, lanjut dia, maka kita harus menanamnya kembali. Dan, jika ingin sukses berbisnis kita harus berbagi.
Martha juga punya prinsip ‘jangan senang pada jalan yang mudah, karena setiap tantangan justru mengasah skill ( dan memperbesar kapasitas diri (disiplin, kerja keras, ketekunan)’. Dia mengatakan, skill dan mental yang terasah baik, dua hal yang akan membawa ke puncak keberhasilan hidup.
Martha kemudian tak lupa mengajak kita untuk mempraktikkan lima kunci kesuksesan yang disingkat DJITU (Disiplin, Jujur, Inovatif, Tekun, dan Ulet), dimana juga merupakan kunci kesuksesan dirinya dan menjadi dasar filosofis perusahaan Martha Tilaar Gorup.
"Mulailah dari diri sendiri untuk menjadi manusia DJITU. Dengan disiplin, jujur, inovatif, tekun, dan ulet, saya yakin sekali Anda bisa mencapai kesuksesan yang diinginkan," tutur Martha.
"Jika belum juga mendapatkan hingga saat ini, saya yakin anak cucu Anda yang nanti akan mendapatkannya," tambahnya optimis.
Baca Juga: 10 Tokoh Perempuan di Dunia Bisnis Indonesia, Siapa Role Model Kamu?
Strategi Sukses Sariayu
Sejak berdiri di tahun 1983, PT Sari Ayu Indonesia dikenal sebagai sebuah perusahaan kosmetik terkemuka yang memproduksi dan menyediakan produk serta pelayanan kecantikan yang inovatif dan berkualitas tinggi.
Dengan produk-produk yang dikenal luas dan berada di bawah payung Martha Tilaar, perusahaan ini menawarkan rangkaian produk kecantikan yang dapat menjadi pilihan terbaik setiap wanita dari segala kelompok usia dan penghasilan.
Tak hanya di dalam negeri, semua produk Sariayu pun sudah merambah pasar internasional seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Taiwan, Hongkong, Tiongkok, Mauritius dan beberapa negara di Afrika Timur. Lantas, apa rahasia dan strategi Sariayu dalam menghadapi persaingan pasar kosmetik di dalam negeri?
Product Executive PT Sari Ayu Indonesia, Angel Antameng, mengungkapkan, dalam menghadapi persaingan pasar kosmetik yang semakin ketat, pihaknya melakukan berbagai inovasi produk dan tetap mempertahankan kualitas dan kuantitas produk.
Menurutnya, langkah ini dilakukan agar PT Sari Ayu Indonesia agar tetap menjadi pemain utama bisnis kosmetik di Indonesia.
Angel juga melanjutkan, Sariayu juga kerap memberikan feedback melalui media sosial kepada para konsumen tentang manfaat serta produk kosmetik apa yang mereka butuhkan. Menurutnya, hal ini penting dilakukan agar Sariayu sendiri dapat memproduksi kosmetik yang sesuai dengan kebutuhan pasar.
Sedangkan konsep bisnis lain yang dijalankan PT Sari Ayu Indonesia adalah dengan meluncurkan produk dengan tema lokal terbaru setiap tahunnya. Jadi produk kosmetik yang diproduksi PT Sari Ayu Indonesia bakal dikemas dengan memberikan label bertema lokal.
Menurut Angel , seluruh produk-produk perawatan kecantikan yang dihasilkan PT Sari Ayu Indonesia dibuat dari bahan-bahan herbal tradisional serta ekstrak tanaman alami lainnya dari berbagai daerah di Indonesia.
Saat ini PT Sari Ayu Indonesia telah memproduksi berbagai produk perawatan wajah, perawatan tubuh, make up dekoratif, dan produk-produk perawatan rambut untuk wanita modern. Dan puluhan tahun berlalu, Sariayu pun tetap eksis dengan segala ujian yang datang, termasuk banyaknya produk kecantikan modern lainnya.
Baca Juga: Generasi Kedua Tilaar Group Ungkap Fundamental Penting Bisnis Keluarga