Visi yang Mengubah Sunyi Menjadi Kehidupan

Tidak semua orang sanggup melihat peluang di balik kesunyian. Namun, itulah keistimewaan Ciputra. Ketika orang lain memandang lahan tandus di Cengkareng sebagai tempat “jin buang anak”, ia justru melihatnya sebagai masa depan yang menunggu untuk dibangkitkan.

Menurut Ciputra, lahan itu hanyalah ladang kosong tanpa aktivitas berarti. Nyaris tak ada developer yang meliriknya, karena dianggap jauh dari manapun dan tidak menjanjikan keuntungan. Namun bagi Ciputra, informasi tentang rencana pembangunan bandara di Cengkareng menggetarkan insting bisnisnya. Ia membayangkan bagaimana kawasan itu akan berubah total ketika landasan udara telah berdiri.

“Saya sungguh merasakan getaran potensi yang luar biasa di kawasan ini. Jika landasan udara Cengkareng sudah dibangun kelak, betapa menariknya kompleks perumahan yang akan saya bangun. Jarak ke bandara benar-benar dekat, dan untuk mencapainya pun mudah karena pintu kompleks langsung bersentuhan dengan jalan raya menuju bandara yang akan dibangun, sesuai dengan rencana tata kota,” ungkapnya.

Ciputra pun tidak membuang waktu, saat itu juga ia segera menugaskan Rina dan Henk, dua orang kepercayaannya, untuk mengurus pembebasan tanah dan perizinan. Rina, yang kala itu belum pernah terjun langsung di lapangan, belajar menghadapi kerasnya birokrasi.

Ia harus sabar menunggu, mengantre seharian, dan bertemu berbagai pejabat tata kota. Sementara Henk, saudara sepupunya, turun langsung menemui pemilik tanah, meski sempat merasa putus asa menghadapi proses panjang tersebut. Namun, Ciputra selalu hadir membakar semangat mereka.

“Kalian tahu, jantung dunia developer adalah kecerdasan kita mengendus lahan potensial dan ketajaman visi kita membayangkan potensi di depan. Ini mungkin terasa membosankan. Tapi bayangkanlah bertahun-tahun kelak,” papar Ciputra.

“Hunian yang kita bangun akan dipadati penduduk. Kawasan yang semula sunyi senyap tak berdenyut akan ramai dan hidup. Dan kita mungkin bisa mengembangkan berbagai hal. Tempat hiburan. Pusat perbelanjaan. Kompleks-kompleks tambahan,” sambungnya.

Baca Juga: Alasan Ciputra Tak Mau Anak-anaknya Hanya Menumpang di Ciputra Group: Sukses Itu Dibangun, Bukan Diberikan!