“Kalau mama saya masih senangnya pakai minyak kacang tanah untuk di rumah, katanya lebih enak. Tapi sekarang standarnya vegetable oil, minyak sawit is sawit,” ceritanya.

Victor mengatakan, dulu banyak orang mengira minyak kacang akan selalu menjadi primadona. Namun kenyataannya, muncul teknologi baru dari Afrika yang menghadirkan kelapa sawit, dan ketika ditanam di Indonesia hasilnya justru sangat cocok. 

Baca Juga: Hampir Jadi Calon Bos Pertamina, Ini Dia Sosok Tirto Utomo Pendiri AQUA

Dengan panen sawit yang bisa mencapai 12 kali setahun, jauh berbeda dengan kacang yang hanya dua hingga tiga kali panen, industri minyak kacang pun perlahan tergeser.

Dari kisah itu, Victor berpesan bahwa setiap pelaku bisnis harus bersikap agile dan adaptif terhadap setiap perkembangan bisnis. Jika enggan untuk berubah, bisnis kita akan tergerus oleh perkembangan zaman.

“Industri yang kita geluti, hari ini bisa memberi nafkah kita, tapi belum tentu jangka panjangnya memberi nafkah terus,” imbuhnya.