Barito Group adalah konglomerasi bisnis yang bergerak di berbagai sektor, termasuk energi, industri, dan pertambangan yang didirikan oleh taipan, Prajogo Pangestu.
Adapun, beberapa perusahaan yang masuk dalam grup ini adalah PT Barito Pacific Tbk., PT Barito Renewables Energy Tbk., PT Chandra Asri Pacific Tbk., dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. Secara garis besar, bisnis-bisnis Prajogo bergerak di bidang petrokimia dan energi terbarukan.
Keberhasilan Prajogo Pangestu mengembangkan Barito Group pun membuatnya masuk ke dalam daftar orang terkaya di Indonesia. Menurut Forbes, di bulan Februari 2025 ini total kekayaan Prajogo Pangestu mencapai $44,3 miliar atau setara Rp721 triliun. Kekayaannya ini pun menempatkan Prajogo sebagai taipan nomor 1 terkaya di Indonesia.
Saat ini, Prajogo Pangestu sendiri masih menjabat sebagai Komisaris Utama PT Barito Pacific Tbk. Sementara itu, anak pertama Prajogo, yakni Agus Salim Pangestu, menjabat sebagai CEO dan Direktur Utama dari PT Barito Pacific Tbk.
Selanjutnya, anak ketiga Prajogo, yakni Baritono Prajogo Pangestu juga diketahui menduduki posisi Wakil Presiden Direktur Komersial PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) yang juga merupakan anak usaha BRPT.
Diketahui juga, anak-anak Prajogo Pangestu tercatat merupakan pemegang saham tak langsung di PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN). Selain Agus Salim PANGESTU dan Baritono, anak kedua Prajogo, yakni Nancy Pangestu juga memiliki saham lewat Green Era Energy Pte. Ltd (GEE).
Lantas, apa saja kerajaan bisnis Barito Group ini? Dikutip dari berbagai sumber, Jumat (14/2/2025), berikut Olenka ulas selengkapnya.
Milestone Bisnis Barito Group
Sejatinya, perusahaan ini didirikan oleh Prajogo Pangestu pada bulan April 1979 dengan nama PT Bumi Raya Pura Mas Kalimantan untuk berbisnis di bidang perkayuan.
Perusahaan ini kemudian menjadi salah satu perusahaan perkayuan terbesar di Indonesia, dengan menguasai Hak Pengusahaan Hutan (HPH) seluas 5 juta hektar di berbagai daerah. Perusahaan ini pun memiliki lima pabrik untuk memproduksi plywood, blockboard, particle board, dan produk olahan kayu yang diekspor ke Asia, Eropa, dan Amerika.
Pada tahun 1993, perusahaan ini resmi melantai di Bursa Efek Indonesia. Tiga tahun kemudian, perusahaan ini mengubah namanya menjadi PT Barito Pacific Timber Tbk.
Pada tahun 2007, perusahaan ini mengubah namanya menjadi seperti sekarang dan mengakuisisi 70% saham Chandra Asri yang saat itu merupakan satu-satunya produsen olefin di Indonesia Setahun kemudian, perusahaan ini juga mengakuisisi Tri Polyta Indonesia, sebuah produsen polipropilen.
Lalu, pada tahun 2011, perusahaan ini menggabungkan Chandra Asri ke dalam Tri Polyta Indonesia, dan mengubah nama Tri Polyta Indonesia menjadi Chandra Asri Petrochemical.
Anak usaha dari Siam Cement Group, SCG Chemicals, kemudian juga resmi memegang 30% saham Chandra Asri Petrochemical. Pada bulan Maret 2017, bersama Indonesia Power, perusahaan ini mendirikan Indo Raya Tenaga untuk membangun PLTU Jawa-9 dan PLTU Jawa-10 di Banten.
Pada bulan Juni 2018, perusahaan ini mengakuisisi 66,67% saham Star Energy Geothermal yang saat itu merupakan produsen listrik berbasis panas bumi terbesar di Indonesia.
Selanjutnya, pada bulan September 2018, perusahaan ini mendivestasi sejumlah anak usahanya yang bergerak di bidang perkebunan kelapa sawit. Selanjutnya, pada tahun 2022, perusahaan ini mengalihkan mayoritas saham Star Energy Geothermal ke Barito Renewables Energy.
Baca Juga: Menilik Kisah Sukses Prajogo Pangestu, Orang Terkaya Nomor Satu di Indonesia