2. Penggunaan Obat Antiinflamasi Nonsteroid (OAINS) Secara Rutin
Obat antiinflamasi nonsteroid seperti ibuprofen, diklofenak, dan naproksen termasuk obat yang paling banyak digunakan di dunia untuk mengatasi nyeri, demam, dan peradangan. Namun, berbagai penelitian selama dua dekade terakhir menunjukkan bahwa penggunaan OAINS secara teratur dapat membuat lapisan saluran cerna menjadi lebih rentan.
Tinjauan ilmiah tahun 2018 dalam jurnal Gastroenterology menemukan bahwa penggunaan OAINS menimbulkan efek nyata yang berpotensi membahayakan penghalang usus, terutama di usus halus.
Bahkan, permeabilitas usus dapat meningkat hanya dalam 12–24 jam setelah konsumsi. Artinya, dinding usus menjadi lebih bocor.
Tidak hanya penggunaan jangka panjang, pemakaian harian selama 1–2 minggu saja sudah terbukti dapat menimbulkan robekan mukosa baru pada usus halus yang diamati secara langsung dalam studi klinis.
3. Kadar Zinc yang Rendah
Seng atau zinc adalah mineral esensial yang berperan penting dalam menjaga integritas penghalang epitel usus. Berbagai penelitian laboratorium dan hewan menunjukkan bahwa kekurangan seng dapat melemahkan tight junction, yakni struktur protein pengikat antar sel di lapisan usus. Akibatnya, permeabilitas usus meningkat.
Menurut National Institutes of Health (NIH), pada kondisi defisiensi seng, epitel usus menjadi lebih rentan terhadap infiltrasi sel inflamasi.
Kemampuan usus untuk mencegah masuknya toksin, bakteri, dan molekul berbahaya pun menurun. Sebaliknya, kadar seng yang memadai terbukti memperkuat sambungan ketat, mendukung perbaikan sel epitel, serta mengurangi kebocoran usus.
4. Tubuh yang Terus-Menerus dalam Mode 'Lawan atau Lari'
Stres kronis membuat tubuh berada dalam kondisi 'lawan atau lari' secara berkepanjangan akibat meningkatnya hormon kortisol dan aktivitas sistem saraf simpatik. Padahal, stres yang hanya berlangsung singkat sebenarnya masih tergolong normal. Masalah muncul ketika stres berlangsung terus-menerus.
Dalam sejumlah model penelitian pada manusia, stres akut terbukti secara signifikan meningkatkan permeabilitas usus melalui aktivasi sel mast.
Aktivasi ini menyebabkan sambungan ketat terbuka sehingga molekul besar lebih mudah menembus penghalang usus. Jika terjadi berulang, kondisi ini dapat melemahkan lapisan usus secara kronis.
Baca Juga: Awas! Ini 5 Jenis Makanan yang Bisa Merusak Usus, Apa Penggantinya?