Memimpin sebuah organisasi besar atau perusahaan tentu bukanlah perkara mudah. Terlebih, ketika seorang menghadapi anggota tim dengan karakter yang sangat beragam.
Presiden Komisaris BCA, Jahja Setiaatmadja, turut membagikan pengalamannya dalam memimpin tim dengan pendekatan yang humanis dan penuh strategi. Menurutnya, apabila seorang pemimpin mampu memberikan pengaruh hingga 80–90 persen anggota tim, maka itu sudah cukup untuk menggerakkan organisasi secara efektif.
Ia juga menilai, mengejar pengaruh 100 persen terasa tidak realistis, karena akan selalu ada sebagian kecil individu yang memiliki sifat bawaan yang sulit diubah.
Baca Juga: Jahja Setiaatmadja Bicara Soal Kerja Maksimal vs Kerja Optimal
“Dia (karyawan) udah terdidik sekian puluh tahun, kita mau mendidik dia dalam beberapa satu tahun dua tahun kadang susah berubah. Bisa saja terjadi hal itu, tetapi tentu itu akan menentukan karirnya ke depan,” ujarnya seperti dikutip, Jumat (11/7/2025).
Karakter dan kesesuaian individu dengan lingkungan kerjanya sangat menentukan arah karier mereka. Jika seseorang tak mampu menyesuaikan diri dengan tim atau budaya organisasi, bukan tidak mungkin ia tertinggal dari rekan-rekannya.
Di titik inilah, strategi manajerial kerap diterapkan. Dalam praktiknya, ada dua pendekatan dalam memberikan promosi. Pertama, promosi yang murni diberikan karena prestasi dan kontribusi nyata.
Baca Juga: Sudah Sukses dalam Karier hingga Finansial, Apa Lagi yang Dicari Jahja Setiaatmadja dalam Hidup?
Kedua, promosi yang lebih bersifat "penyingkiran halus" atau sering juga disebut sebagai promo singkir. Dalam konteks ini, promosi bukan karena kinerja yang menonjol, melainkan sebagai langkah untuk memindahkan orang tersebut dari posisi yang dianggap tidak lagi cocok baginya.
“Kalau wah orang ini kurang, ya promo singkir lah. Di organisasi juga bukan gak bisa terjadi promo singkir. Akan disingkirkan dikit lah, kalau gak bisa. Tapi kalau bisa ya kita bisa promosi benar,” imbuhnya.