Pemerintah Indonesia sudah menerapkan berbagai kebijakan untuk mendukung dan menarik investasi dalam bidang manufaktur. Beberapa inisiatif utama antara lain insentif untuk kendaraan bermotor tenaga baterai, insentif pajak investasi melalui Kawasan Ekonomi Khusus, dan strategi "Making Indonesia 4.0" yang menargetkan untuk mengintegrasikan teknologi manufaktur mutakhir. Selain itu, Indonesia mengizinkan 100% kepemilikan asing dalam sektor-sektor utama seperti logistik dan e-commerce.

Indonesia juga berkomitmen terhadap target net-zero emisi karbon pada 2050 melalui Strategi Jangka Panjang Rendah Karbon dan Ketahanan Iklim 2050. Kebijakan-kebijakan ini menciptakan lingkungan yang mendukung investasi manufaktur sehingga menempatkan Indonesia sebagai destinasi yang memiliki daya saing bagi manufacturer dunia.

Baca Juga: Urgensi Penerapan Dekarbonisasi dalam Industri Semen

Farazia Basarah, Country Head dan Head of Logistics and Industrial, JLL Indonesia, mengatakan, "Indonesia menawarkan ekosistem manufaktur yang kuat dengan inisitiaf pemerintah, insentif dan tenaga kerja yang besar. Lokasi strategis kami dan berlimpahnya sumber daya alam menjadikan Indonesia destinasi utama bagi manufacturer yang ingin mendiversifikasi dan memperkuat rantai pasok mereka."

Meningkatnya biaya di China dalam beberapa dekade terakhir telah mempercepat peralihan menuju diversifikasi ini. Demand yang lebih besar terhadap lahan industri, ditambah dengan upah dan biaya bahan baku yang meningkat juga menjadikan harga tanah lebih mahal di China. Ini membuat Indonesia menjadi alternatif yang lebih cost-effective.

Terlebih lagi, faktor-faktor seperti tenaga kerja ahli, infrastruktur, regulasi lingkungan, kedekatan dengan pemasok dan pelanggan, serta stabilitas politik berkontribusi besar untuk kesuksesan dan keberlanjutan pabrik dalam jangka panjang. JLL merekomendasikan perusahaan untuk cermat dalam mengevaluasi faktor-faktor non-biaya atau kualitatif ini karena sangat penting untuk membuat keputusan yang tepat dan membangun fondasi yang kuat untuk pertumbuhan di masa depan.