Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX) mengungkapkan bahwa minat masyarakat terhadap komiditi syariah di Indonesia makin meningkat. Hal tersebut tercermin melalui peningkatan peserta dan nilai transaksi perdagangan komoditi syariah di bursa komoditas.
Direktur Utama ICDX, Nursalam, menyampaikan bahwa sudah ada delapan lembaga keuangan syariah yang menjadi peserta transaksi komoditi syariah. Kedelapan lembaga tersebut meliputi Bank Syariah Indonesia, Bank Jabar Banten Syariah, Bank Mega Syariah, Unit Usaha Syariah PT Bank Cimb Niaga, Unit Usaha Syariah PT Bank Maybank Indonesia, CIMB Niaga Auto Finance, PT Bank Maybank Indonesia Tbk, dan PT CIMB Niaga Auto Finance.
Baca Juga: Ragam Upaya dan Strategi ICDX Edukasi Masyarakat tentang Transaksi Multilateral
"Transaksi komoditi syariah di Indonesia makin diminati masyarakat. Sejak transaksi pertama kali di tahun 2021, jumlah peserta dan transaksi terus meningkat," pungkas Nursalam dalam talkshow bertajuk "Menjelajahi Dinamika Komoditi Syariah: Peluang dan Tantangannya di Indonesia" di Jakarta, 18 Maret 2024.
Lebih lanjut, Nursalam menyampaikan bahwa penambahan peserta itu berbanding lurus dengan kenaikan nilai transaksi dalam tiga tahun terakhir. Per tahun 2022, nilai transaksi komoditi syariah tercatat sebesar Rp785 miliar. Nilainya meningkat menjadi Rp1,2 triliun pada tahun 2023. Sejak Januari hingga Februari 2024, ICDX mencatatkan transaksi senilai Rp224 miliar.
"Kami optimis ke depan transaksi komoditi syariah akan terus berkembang dan mengalami pertumbuhan signifikan," tambahnya.
Baca Juga: ICDX Konsisten Gaungkan Literasi dan Edukasi Perdagangan Berjangka Komoditi kepada Masyarakat
Optimisme tersebut mempertimbangkan posisi Indonesia sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia sehingga akan mendorong transaksi komoditi syariah. Pada saat yang sama, ICDX juga melakukan berbagai upaya untuk memudahkan berbagai pihak yang ingin melakukan transaksi komoditi syariah melalui bursa.
"Untuk tahun 2024 ini, kami targetkan transaksi komoditi syariah mencapai Rp2,5 triliun atau tumbuh 100% dibandingkan tahun 2023," tegas Nursalam.