Dari Pabrik Ekspor ke Brand Knitwear Premium
Dijelaskan Matthew, NSB sendiri bukan pendatang baru di dunia tekstil. Berdiri sejak 1998 sebagai pabrik ekspor berbasis di Jakarta, NSB memproduksi knitwear untuk berbagai merek Eropa seperti Denmark dan Prancis. Setelah lebih dari dua dekade berkarya di balik layar, NSB akhirnya melahirkan labelnya sendiri untuk pasar domestik.
“Awalnya kita pabrik ekspor. Setelah bertahun-tahun bikin untuk brand luar, kita berpikir kenapa nggak bikin brand sendiri di Indonesia. Meskipun knitwear belum terlalu populer di sini, tapi itu memang expertise kita,” jelas Matthew.
Nama Noir Sur Blanc sendiri, kata Matthew, berarti Hitam Putih dalam bahasa Prancis, sebuah filosofi yang melambangkan kontras elegan dan kesederhanaan yang menjadi DNA estetika brand ini.
Sebagai label knitwear, lanjut Matthew, NSB pun terus berinovasi agar produknya tetap nyaman dipakai di iklim tropis Indonesia.
“Orang sering berpikir knitwear itu panas dan berat, makanya kita terus develop bahan yang ringan. Kita bahkan lagi coba serat bambu, walaupun masih tahap R&D. Selain itu, kita juga pakai cotton, rayon, sampai wool tipis untuk koleksi berikutnya,” ungkap Matthew.
View this post on Instagram
Proses pengembangan bahan di NSB dilakukan serius. Eksperimen terhadap benang overbrack, campuran rayon dan cotton, bahkan memakan waktu hingga sembilan bulan. Hasilnya, tekstur knitwear yang lebih halus dan breathable, sesuai untuk iklim Indonesia.
Yang membedakan NSB sendiri dengan brand fashion lainnya, kata Matthew, selama lebih dari 25 tahun NSB mengelola pabriknya sendiri untuk menjaga kendali penuh terhadap mutu dan proses produksi. Setiap tahap mulai dari perajutan, penyambungan, hingga penguapan (steam), dilakukan oleh tenaga ahli berpengalaman.
NSB juga, kata dia, memastikan setiap produk melewati proses pre-wash dan steam sebelum dikemas, menjamin kebersihan dan kenyamanan maksimal sejak pemakaian pertama.
“Kami terus berusaha menggabungkan kenyamanan, kualitas, dan gaya secara seimbang. Knitwear kami dibuat dengan detail tangan, dari ribbing hingga finishing, menjadikannya unik seperti individu yang mengenakannya,” ungkap Matthew.
Menutup tahun ini, sambung Matthew, NSB tengah mempersiapkan Christmas Collection yang menghadirkan sentuhan winter wear versi tropis, lebih ringan namun tetap hangat dan mewah.
“Kita mau angkat Christmas Theme Collection. Fokusnya winter wear yang bisa di-utilize di Indonesia juga, lebih tipis dan ringan, dengan bahan-bahan tertentu,” kata Matthew.
Baca Juga: TRESemmé Dukung Perempuan Tampil Ekstra dan Menawan di Jakarta Fashion Week 2026