Lebih jauh, Dwina pun menekankan pentingnya menjaga ‘akar’ dalam setiap langkah transformasi, termasuk di tubuh PERURI yang dipimpinnya.

“Semua industri akan harus bertransformasi di era digital. Tapi yang tidak boleh dilupakan adalah kita harus tahu akar kita, core kompetensi kita. PERURI sendiri misalnya, core-nya adalah menjamin keaslian. Itu yang kami bawa ke era digital. Jadi transformasi itu bukan berarti meninggalkan akar, melainkan menguatkannya,” kata Dwina.

Bicara tentang kolaborasi lintas sektor, termasuk keterlibatannya dalam event Bestari Festoval, Dwina melihatnya bukan hal baru.

“Sekarang kita sering dengar jargon kolaborasi. Padahal kalau bicara akar kita, sejak dulu bangsa Indonesia sudah mengenal gotong royong. Itu cara kita hidup,” ujarnya.

PERURI sendiri, kata Dwina, berusaha menghadirkan kontribusi nyata melalui inisiatif yang peduli lingkungan dan komunitas. Salah satunya lewat kehadiran Taman Kota PERURI di Blok M, yang ia sebut sebagai miniatur aspirasi kota hijau.

“Kami ingin kota bisa memberikan energi, bukan hanya ruang hijau, tapi juga ruang untuk kreativitas dan seni. Itulah kenapa kami menghadirkan Taman Kota Peruri dan sebelumnya membuka M Bloc sebagai creative hub. Karena authentic space lebih dihargai daripada kemewahan,” jelasnya.

Bagi Dwina sendiri, memahami ‘akar’ itu sendiri berarti memahami sejarah dan konteks, lalu membawanya ke masa depan.

“Untuk bisa membawa ke masa depan, kita harus tahu dari mana kita berasal. Saya di PERURI pun melakukan hal itu. Kenapa Bung Karno dan Bung Hatta dulu insist agar Indonesia punya percetakan uang sendiri? Karena itu bicara kedaulatan. Jadi ketika saya memimpin transformasi PERURI, saya tahu bahwa core-nya adalah menjaga kedaulatan Indonesia, kini juga termasuk kedaulatan data,” tegasnya.

Dwina percaya, kesadaran akan ‘akar’ inilah yang menjadi fondasi menghadapi era globalisasi dan digitalisasi.

“Kalau kita tidak tahu akar kita, kita mudah sekali kehilangan jati diri. Tapi kalau kita paham siapa kita dan dari mana kita berasal, kita akan punya arah yang jelas untuk melangkah ke masa depan,” pungkas Dwina.

Baca Juga: Soraya Cassandra Mengembalikan Keterhubungan Manusia dan Alam Lewat Kebun Kumara