FiberStar berkomitmen untuk hadir memberi kebermanfaatan bagi masyarakat, terlebih dalam situasi kebencanaan seperti yang melanda sejumlah wilayah di Sumatera. Menjadi bagian dari program Corporate Social Responsibility (CSR), FiberStar menyalurkan bantuan mulai dari logistik hingga konektivitas internet Starlink bagi masyarakat terdampak bencana di Sumatera.
Wisnu Wardhana selaku Customer Service Assurance Division Head FiberStar berharap bahwa bantuan tersebut dapat mendukung pemulihan kondisi darurat sekaligus memperkuat pemerataan akses digital di wilayah terdampak. Melalui program CSR ini, FiberStar menyalurkan paket sembako ke sejumlah titik pengungsian serta menyediakan layanan internet darurat berbasis teknologi Starlink. Layanan ini ditujukan untuk mendukung akses komunikasi bagi masyarakat terdampak, relawan, dan pihak-pihak terkait lainnya.
Paket sembako yang disiapkan berisi kebutuhan dasar bagi keluarga yang kehilangan tempat tinggal dan kesulitan mengakses makanan. Penyaluran tahap awal dipusatkan pada posko-posko bantuan di daerah yang paling terdampak, dan akan diperluas secara bertahap sesuai hasil pendataan kebutuhan serta kesiapan titik distribusi.

Sementara itu, pemasangan akses internet Starlink difokuskan pada area yang membutuhkan dukungan komunikasi cepat untuk koordinasi posko, relawan, dan aparat setempat. FiberStar juga telah menyiapkan titik instalasi tambahan yang akan dipasang secara bertahap. Informasi lengkap mengenai lokasi akan diumumkan setelah proses verifikasi lapangan dan penyiapan infrastruktur pendukung selesai.
“Dalam penanganan bencana, kecepatan adalah kunci. Karena itu, kami tidak hanya membawa bantuan logistik, tetapi juga menghadirkan akses internet yang dapat langsung digunakan oleh tim lapangan dan warga. Komunikasi yang lancar memungkinkan distribusi bantuan menjadi lebih tepat sasaran,” ungkap Wisnu Wardhana di Jakarta, Kamis (4/11/2025).
Ia menambahkan, langkah ini tidak hanya merupakan respons tanggap darurat, tetapi juga bagian dari strategi besar FiberStar dalam mendorong akselerasi digital di wilayah 3T (Tertinggal, Terdepan, Terluar). Banyak lokasi terdampak berada di area dengan tantangan geografis yang menyulitkan penetrasi jaringan fiber optik, sehingga teknologi satelit menjadi solusi yang relevan dan efektif.
“Wilayah 3T menghadapi hambatan infrastruktur yang berbeda dari kawasan urban. FiberStar hadir untuk menjembatani kesenjangan digital ini dengan menghadirkan solusi hybrid, menggabungkan infrastruktur terestrial kami dengan teknologi satelit. Dengan dukungan Starlink, konektivitas di daerah terpencil kini bisa tersedia lebih cepat tanpa menunggu pembangunan jaringan yang kompleks,” jelasnya.
Menurut Wisnu, konektivitas di era digital bukan lagi sekadar layanan, melainkan kebutuhan fundamental. Di banyak desa 3T, akses internet berperan penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan, memperluas layanan kesehatan, membuka peluang ekonomi digital, dan memperkuat sistem administrasi desa.
Dalam pelaksanaannya, tim FiberStar melakukan pemasangan perangkat satelit dengan menyesuaikan kondisi geografis dan kebutuhan operasional posko bencana. Proses instalasi dapat diselesaikan dalam waktu singkat sehingga konektivitas langsung dapat dimanfaatkan relawan dan warga untuk menghubungi keluarga, mencari informasi bantuan, serta memperoleh pembaruan kondisi cuaca dan wilayah.
“Ketika akses internet tersedia, masyarakat di wilayah terdampak tidak lagi merasa terisolasi. Mereka mendapatkan kembali rasa aman dan kemampuan mengakses informasi penting. Ini adalah bagian dari misi FiberStar untuk memastikan teknologi tidak hanya dinikmati, tetapi juga menjadi penyelamat di saat kritis,” ujarnya.
Wisnu menambahkan, FiberStar yang kini telah memiliki jaringan kabel sepanjang 70.000 km, berencana memperluas program akselerasi digital di wilayah 3T. Rencana tersebut meliputi pembukaan titik layanan baru, penguatan kolaborasi dengan pemerintah daerah, serta penyelenggaraan program literasi digital bagi masyarakat dan pelaku usaha lokal.
FiberStar percaya bahwa transformasi digital yang merata adalah kunci untuk mengurangi kesenjangan antara pusat dan daerah. Melalui integrasi teknologi satelit dan infrastruktur operator netral yang dimiliki, konektivitas di wilayah terpencil diharapkan semakin terjangkau, cepat diimplementasikan, dan berkelanjutan.
“Bantuan untuk bencana ini hanyalah satu langkah kecil dari upaya besar kami. FiberStar akan terus berkomitmen memastikan setiap masyarakat Indonesia, termasuk di wilayah 3T, memiliki kesempatan yang sama untuk mengakses dunia digital dan memanfaatkan teknologi dalam meningkatkan kesejahteraan hidup,” tutup Wisnu.