Sutradara film Dirty Vote, Dandhy Laksono, turut berduka cita atas kepergian Ekonom Faisal Basri yang meninggal dunia pada 5 September 2024, pukul 03.50 WIB.
Dalam akun media sosial X, ia pun turut mengenang sosok Faisal sebagai intelektual publik yang telah banyak berkontribusi dalam membuka wawasan sosial dan ekonomi bagi masyarakat Indonesia.
Baca Juga: Faisal Basri: Intelektual yang Menjaga Bangsa Tetap Waras
"Intelektual publik yang telah membuka cakrawala literasi tentang sosial ekonomi bagi banyak generasi. Menjaga bangsa ini tetap waras," cuitnya seperti dilihat dalam akun @Dandhy_Laksono.
"Kontribusi dan inspirasimu pada kami semua, akan hidup jauh lebih lama setelah kepulanganmu menuju keabadian," sambungnya.
"Selamat jalan, Bang Faisal Basri," tukasnya.
Diberitakan sebelumnya, beredar pesan yang menyebutkan Faisal Basri meninggal dunia pukul 03.50 WIB di RS Mayapada, Kuningan. Jakarta.
“Telah berpulang ke rahmatullah hari ini Kamis, 5 September 2024, pukul 03.50 WIB di RS Mayapada, Kuningan, Jakarta, suami, ayah, anak, abang, adik, uwak, mamak, kami tersayang: Bp Faisal Basri bin Hasan Basri Batubara pada usia 65 tahun,” bunyi pesan tersebut.
Adapun dijelaskan, jenazah akan dimakamkan di TMP Menteng Pulo.
Sebelumnya juga, Ekonom senior tersebut sempat memberi pesan terakhirnya untuk Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Pesan itu disampaikan Faisal Basri sepekan sebelum berpulang, pesan itu diunggah di saluran youtube pribadinya sebagaimana yang dilihat Kamis (5/9/2024).
Dalam pesan terakhirnya itu Faisal masih tetap konsisten menyoroti masalah perekonomian di negara ini, dia meminta kepada Prabowo untuk tidak menambah beban negara dengan kembali menambah utang atas nama apapun, sebab utang yang terus menggunung hanya menyengsarakan rakyat, generasi muda yang tak tahu apa-apa mesti menanggung beban utang negara yang mesti dilunasi dalam beberapa tahun ke depan.
"Saya prihatin dan oleh karena itu kita harus bersuara terus. Saya kasihan sama generasi muda. Generasi kami yang meminjam tapi generasi muda yang harus membayar karena jatuh tempo utangnya itu 10 tahun, 20 tahun, 30 tahun," kata Faisal Basri.
Faisal mengatakan, di tahun pertama pemerintahan Prabowo, Presiden ke-8 RI itu langsung memikul beban berat utang negara yang dipinjam di era Presiden Joko Widodo (Jokowi). Dia mengklaim sekitar Rp800 utang negara segera jatuh tempo di tahun depan, dan itu mesti dilunasi Prabowo.
"Karena tahun depan itu puncak jatuh tempo kira-kira Rp 800 triliun," kata dia.
Tak hanya soal utang, cucu mendiang Wakil Presiden RI Adam Malik itu juga meminta Prabowo tak jor-joran menggunakan anggaran negara untuk membangun infrastruktur. Itu disampaikan Fasal untuk merespons pernyataan Prabowo yang mengaku bakal membangun jalan tol di seluruh wilayah Indonesia. Bagi Faisal Basri tak semua daerah di Indonesia siap dan cocok dengan pembangunan jalan tol, hal ini telah terbukti di era Jokowi.
"Faktanya di era Jokowi infrastruktur dibangun, tapi logistic performance index kita terjun bebas dari peringkat 40-an, menjadi 60-an," kata dia.