Terry Jones, CEO sekaligus pendiri Travelocity dan Bos Kayak, mengatakan dalam percakapan baru-baru ini, "AI adalah UI baru”. Selama beberapa dekade, kita berinteraksi dengan teknologi melalui layar, tombol, dan menu.

Namun, perubahan mendasar sedang berlangsung, kecerdasan buatan menjadi antarmuka pengguna baru. Transformasi ini bukan hanya tentang chatbot; ini tentang AI yang menjadi sarana utama kita berinteraksi dengan sistem, data, dan mesin.

Di Indonesia sendiri, menurut hasil riset Accenture, hampir semua eksekutif Indonesia (99%) setuju bahwa perangkat lunak dan layanan yang didukung oleh model dasar kecerdasan buatan akan secara signifikan meningkatkan inovasi dan kreativitas dalam organisasi mereka dalam tiga hingga lima tahun ke depan.

Bagi para pemimpin bisnis, perubahan ini merupakan peluang sekaligus keharusan untuk menata ulang cara organisasi mereka berinteraksi dengan pelanggan dan beroperasi secara internal.

Antarmuka AI Generatif Mulai Berkembang

Bukti transformasi ini meyakinkan. Perusahaan-perusahaan besar di berbagai industri telah menerapkan AI sebagai antarmuka utama mereka, dengan hasil yang luar biasa.

Johnson Controls, pemimpin global dalam teknologi telah menerapkan AI generatif untuk berinteraksi dengan peralatan industrinya. Pendekatan inovatif ini memungkinkan teknisi dan operator berinteraksi dengan sistem yang kompleks melalui bahasa alami, sehingga secara drastis mengurangi kurva pembelajaran dan meningkatkan efisiensi operasional.

Daripada menavigasi melalui beberapa layar dan manual teknis, staf cukup mengajukan pertanyaan atau memberikan perintah dalam bahasa Inggris yang sederhana.

S&P Global, raksasa intelijen keuangan, telah merangkul AI di seluruh rangkaian produknya. Perusahaan ini menambah atau mengganti terminal keuangan tradisional dan dasbor data dengan antarmuka percakapan yang memungkinkan analis untuk menanyakan kumpulan data yang kompleks, membuat laporan, dan menganalisis tren pasar melalui interaksi bahasa alami.

Transformasi ini telah membuat alat keuangan yang canggih dapat diakses oleh lebih banyak pengguna sekaligus mempertahankan kedalaman fungsionalitas yang dibutuhkan oleh para ahli.

Di sektor asuransi, Jerry Insurance, sebuah situs untuk membandingkan perusahaan asuransi, pinjaman, dan pembiayaan, telah merevolusi layanan pelanggan dengan menerapkan AI generatif untuk interaksi obrolan dan teks.

Pelanggan mendapatkan jawaban yang lebih cepat dan lebih baik, dan alih-alih 100% pemrosesan manusia, sekarang 89% dilakukan oleh model bahasa yang besar — memungkinkan penghematan jutaan dolar dan skalabilitas yang jauh lebih baik.

Alih-alih memaksa pelanggan untuk menavigasi telepon atau formulir web yang rumit, AI menangani semuanya mulai dari pertanyaan kebijakan hingga pemrosesan klaim melalui percakapan alami. Pendekatan ini telah meningkatkan kepuasan pelanggan secara signifikan sekaligus mengurangi biaya operasional.

Baca Juga: Adopsi Kecerdasan Buatan (AI) Bantu Industri Tekan Kerugian Akibat Kebocoran Data

AI Memindahkan Kita dari Ekonomi Pertanyaan ke Ekonomi Jawaban

Validasi pasar untuk antarmuka AI sangat kuat. Penelitian oleh Pete Blackshaw, CEO BrandRank.ai, mengungkapkan bahwa lebih dari 60% pelanggan bersedia menerima rekomendasi produk dari model AI.

Tingkat kepercayaan yang tinggi ini menunjukkan bahwa konsumen tidak hanya menerima AI, tetapi juga secara aktif merangkulnya. Riset pasar tambahan menunjukkan bahwa bisnis yang menerapkan AI melihat peningkatan keterlibatan pelanggan dan skor kepuasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan pendekatan UI tradisional.

Tiga Tindakan Penting yang Harus Diambil Sekarang

Bagi para pemimpin bisnis, perubahan ini menuntut tindakan. Dan, dikutip dari Forbes, Kamis (9/1/2025), brikut adalah tiga langkah penting yang harus diambil:

  • Audit antarmuka saat ini (90 hari ke depan): Langkah pertama, identifikasi titik kontak yang sangat sulit di antarmuka pengguna Anda saat ini yang dapat memperoleh manfaat dari transformasi AI.
  • Integrasi antarmuka AI percontohan (jangka waktu 6 bulan): Langkah pertama, pilih satu proses yang berhadapan dengan pelanggan untuk implementasi antarmuka AI, dengan memprioritaskan interaksi rutin bervolume tinggi.
  • Desain ulang pendekatan Anda terhadap interaksi pelanggan untuk menyadari bahwa kini kita memiliki dialog antara manusia dan karyawan digital baru yang juga dapat membantu.

Peralihan ke AI mewakili lebih dari sekadar evolusi teknologi; ini adalah perubahan mendasar dalam cara bisnis beroperasi dan melayani pelanggan.

Setiap produk dan proses yang kompleks akan memiliki antarmuka AI. Kawanan asisten AI ini dapat berada "di dalam" produk, atau Anda cukup memindai kode QR dengan ponsel untuk mengaksesnya.

Bagaimanapun, perusahaan dengan produk dan proses yang tidak mendukung AI akan terlihat setua dan kumuh seperti perusahaan yang tidak dapat menyediakan akses web untuk berbelanja dan layanan saat ini. Ini baru permulaan, karena AI yang ada saat ini semakin pintar dari waktu ke waktu.

Baca Juga: Berkembangnya Sektor Jasa Keuangan Indonesia dengan Kecerdasan Buatan (AI)