Indonesia kembali melakukan ekspor produk perikanan unggulan ke Uni Emirat Arab (UEA) dengan pelepasan pengiriman tuna beku yang diselenggarakan secara simbolis di Kota Padang, pada (9/5/2025), yang dihadiri oleh Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Gubernur Sumatera Barat, Walikota Padang, serta jajaran instansi pemerintah dan mitra industri.
Dalam sambutannya, Utari Octavianty, Co-founder Aruna Indonesia, menekankan bahwa ekspor ini bukan yang pertama kalinya dilakukan ke UEA, namun menjadi momen yang sangat berarti di tengah kondisi ekonomi global yang penuh tantangan.
Baca Juga: Menakar Peluang Ekspor Indonesia di Tengah Potensi Perang Tarif AS-China
Baca Juga: Pemerintah Wacanakan Moratorium Ekspor Kelapa, Seperti Apa Respon Industri dan Para Petani?
Baca Juga: Kisah Sukses UMKM Indonesia Jadi Eksportir Lidi Sawit
“Ekspor ini bukan sekadar pengulangan, tetapi penegasan bahwa di tengah situasi ekonomi dunia yang penuh ketidakpastian, sektor perikanan Indonesia tetap tumbuh, kuat, dan mampu bertahan. Kegiatan hari Ini merupakan contoh sinergi antara pelaku industri, pemerintah dan investor sebagai momentum kebangkitan bersama untuk menghasilkan dampak konkret bagi ekonomi biru Indonesia.” ujar Utari dalam keterangan tertulisya, Kamis (15/5/2025).
Produk tuna beku yang diekspor berasal dari nelayan binaan Aruna dan diolah oleh PT Dempo Andalas Samudera (PT DAS), dengan standar keberlanjutan dan praktik etis sesuai permintaan pasar global.
“Sebagai Perusahaan pengolahan ikan tuna terbesar di Sumatera Barat, kami terus berkomitmen untuk menghasilkan produk olahan perikanan dengan standar Good Manufacturing Process (GMP) dan pemenuhan standard mutu yang sesuai dengan permintaan market. Pada kesempatan ini kami juga ingin menyampaikan bahwa perusahaan kami terbuka untuk kolaborasi dengan Pemerintah dan Pelaku Usaha lokal yang membutuhkan fasilitas untuk melakukan produksi untuk market domestik dan global dengan standarisasi global.” Ujar Robby Ferliansyah Asshiddiqie Direktur PT Dempo Andalas Samuedera.
Utari juga menyampaikan apresiasi tinggi terhadap shareholder, investor dan pemerintah, khususnya Kementerian Perdagangan, yang terus mendukung perluasan akses pasar ekspor ke negara-negara mitra strategis seperti UEA.
Pada kesempatan tersebut Mendag Busan menyampaikan para pelaku usaha, termasuk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), dapat memanfaatkan berbagai kerja sama perdagangan yang telah dijalin Indonesia dengan negara- negara mitra. Contohnya, ekspor ke UEA dapat dilakukan dengan memanfaatkan Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif kedua negara (Indonesia-United Arab Emirates CEPA). Skema ini memungkinkan UEA untuk menurunkan dan menghapus tarif bea masuk untuk sekitar 94 persen dari total pos tarif, sehingga membuka akses pasarnya bagi Indonesia.
“Kita sudah punya perjanjian dagang dengan UEA, maka perlu kita manfaatkan sebaik-baiknya. Selain itu, Indonesia dan Tunisia akan menandatangani CEPA pada Juni mendatang. Indonesia juga sedang mengejar penyelesaian perundingan CEPA dengan Uni Eropa untuk membuka potensi pasar yang besar sekali ke sana,” kata Mendag Busan saat menyampaikan sambutan.