Konsorsium Perguruan Tinggi Vokasi Provinsi Jawa Barat dan Banten menyelenggarakan acara Dialog Publik dan Talk Show sebagai bagian dari rangkaian Vokasional Innovation Expo (Vocative) 2024 pada Senin (21/10) di Gymnasium Sekolah Vokasi IPB University. Bertemakan "Maximize Your Potential with Vocational", kegiatan ini bertujuan memperkuat peran pendidikan vokasi dalam menghasilkan tenaga kerja terampil yang dibutuhkan oleh industri, serta mendukung pencapaian Indonesia Emas 2045.
Kegiatan ini juga menjadi wadah bagi pengembangan dan apresiasi kreativitas di bidang inovasi. Acara dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, masyarakat, UMKM, serta lembaga pendidikan vokasi seperti SMK, LPK, dan perguruan tinggi vokasi dari Jawa Barat dan Banten.
Ketua Program Ekosistem Kemitraan Konsorsium Jawa Barat dan Banten, Dr. Doni Sahat Tua Manalu, menyampaikan bahwa dialog publik ini bertujuan untuk mengembangkan pendidikan vokasi di masa depan sehingga tidak lagi dianggap sebagai pilihan kedua, melainkan menjadi fondasi penting dalam pembangunan Indonesia. "Acara ini menampung berbagai ide dan aspirasi serta membangun sinergi demi mewujudkan vokasi yang lebih baik di masa mendatang," ungkap Dr. Doni.
Dekan Sekolah Vokasi IPB, Dr. Aceng Hidayat, turut menyampaikan apresiasinya terhadap kegiatan ini. Menurutnya, acara ini menjadi ajang penting untuk mempertemukan pemerintah, akademisi, dunia industri, dan masyarakat. "Pendidikan vokasi tidak hanya menghasilkan SDM, tetapi juga inovasi untuk kebaikan masyarakat. Kami terus berupaya melakukan riset dan sinergi bersama DUDI yang diharapkan dapat menjadi solusi berbagai permasalahan di masyarakat," katanya.
Dalam paparannya, Kepala Bidang Pemerintahan dan Pembangunan Manusia BAPPEDA Provinsi Jawa Barat, Ane Carolina, menjelaskan pentingnya memperkuat kurikulum pendidikan vokasi yang relevan dengan potensi lokal dan dunia industri. "Kami fokus pada peningkatan hubungan antara pendidikan dan dunia usaha serta industri (DUDI). Jawa Barat juga mendorong akses pendidikan vokasi di bidang STEAM yang berstandar global," ujarnya.
Analis Kebutuhan Tenaga Kerja Industri Mitras DUDI, Novi Zulkarnain, menyoroti permasalahan pengangguran di Jawa Barat. "Jawa Barat memiliki investasi terbesar di Indonesia, namun angka pengangguran juga tertinggi. Ada 334.000 lowongan kerja, namun lulusan SMK berjumlah 1,6 juta per tahun. Banyak lulusan SMK yang tidak terserap karena supply melebihi demand. Industri cenderung lebih fokus pada reskilling dan upskilling daripada merekrut SDM baru," jelasnya.