Lim Hariyanto Wijaya Sarwono merupakan sosok di balik berkembangnya Harita Group yang bergerak di sektor sumber daya alam (SDA). Meneruskan toko kelontong sang ayah yang telah berdiri sejak tahun 1915, titik balik perjalanan bisnis Lim dimulai pada tahun 1980-an dengan merambah industri kayu.
Kini, bisnis Harita Group telah merambah sektor pertambangan nikel, bauksit, batu bara, perkebunan sawit, hingga perkapalan dan perkayuan. Berkat kesuksesan tersebut, pria yang meraih gelar doktor dalam jurusan Administrasi Bisnis dari Shanghai Jiao Tong University di tahun 2005 pada usia 77 ini berada di posisi 15 daftar 50 Orang Terkaya Indonesia tahun 2024. Kekayaannya kala itu ditaksir mencapai US$4 miliar, versi majalah Forbes.
Baca Juga: Kerajaan Bisnis Samudera Indonesia Group, Milik Sang Raja Kapal Soedarpo Sastrosatomo
Mengutip berbagai sumber, berikut deretan bisnis yang dimiliki Lim Hariyanto Wijaya Sarwono, konglomerat tertua di Indonesia yang usianya telah mencapai 97 tahun:
1. Bumitama Agri
Bumitama Agri merupakan pengelola hampir 190 ribu ha lahan perkebunan sawit di Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Riau dengan kantor di Jakarta dan Singapura. Perusahaan yang berdiri sejak tahun 1996 ini terdaftar di bursa efek Singapura dengan anak perusahan:
- Pundu Nabatindo (Kalimantan Tengah);
- Katari Agro (Kalimantan Tengah);
- Gunung Makmur (Kalimantan Tengah);
- Bukit Makmur (Kalimantan Tengah);
- Sungai Cempaga (Kalimantan Tengah);
- Selucing (Kalimantan Tengah);
- Kotawaringin (Kalimantan Tengah);
- Lamandau (Kalimantan Tengah);
- Tonam Raya (Kalimantan Tengah);
- Kendawangan (Kalimantan Barat);
- Pembangunan Raya (Kalimantan Barat);
- Sungai Rasau (Kalimantan Barat);
- Bukit Tunggal Jaya (Kalimantan Barat);
- Bukit Belaban (Kalimantan Barat);
- Suka Damai (Riau).
2. PT Trimegah Bangun Persada (TBP)
PT Trimegah Bangun Persada (TBP) berdiri sejak tahun 2004 dan menjadi induk dari perusahaan-perusahaan nikel berikut:
- PT Gane Permai Sentosa (pertambangan);
- PT Gane Tambang Sentosa (pertambangan);
- PT Jikodolong Megah Pertiwi (pertambangan);
- PT Obi Anugerah Mineral (pertambangan);
- PT Karya Tambang Sentosa (pertambangan);
- PT Megah Surya Pertiwi (smelter);
- PT Halmahera Jaya Feronikel (smelter);
- PT Karunia Permai Sentosa (smelter);
- PT Halmahera Persada Lygend (refinery);
- PT Obi Nickel Cobalt (refinery);
- PT Dharma Cipta Mulia (kawasan industri).
3. PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA)
PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) merupakan perusahaan yang bergerak di bisnis pertambangan bauksit dengan anak usaha:
- PT Harita Prima Abadi Mineral (pertambangan bauksit);
- PT Karya Utama Tambangjaya (pertambangan bauksit);
- PT Harita Prima Abadi Mineral (pertambangan);
- PT Well Harvest Winning Alumina Refinery (WHW), entitas asosiasi yang menjadi Smelter Grade Alumina (SGA) refinery pertama di Indonesia.
4. PT Cipta Harmoni Lestari
Sementara itu, PT Cipta Harmoni Lestari (CHL Group) yang didirikan pada 1 Juli 2015 bergerak di bidang properti. Perusahaan yang mengkhususkan diri dalam pengembangan perumahan kelas menengah atas ini telah dan tengah mengerjakan sejumlah proyek, seperti:
- Bio District, kawasan hunian eksklusif yang terletak di Tangerang Selatan;
- Orchard Riviera, cluster terbaru dari The Sanctuary Collection yang terletak di Sentul Selatan;
- Naraya Serpong, hunian affordable luxury baru dari CHL Group yang terletak di Serpong, Tangerang Selatan.
5. PT Tirta Mahakam Resources Tbk
PT Tirta Mahakam Resources Tbk (TMR) berdiri sejak tahun 1981 yang kala itu bernama PT Tirta Mahakam Plywood Industry (TMPI). Perusahaan ini memproduksi dan memasarkan berbagai jenis produk kayu dan plywood dengan pabrik yang berada di Desa Bukuan, Samarinda, Kalimantan Timur.
6. PT Lima Srikandi Jaya
PT Lima Srikandi Jaya bergerak di bidang transportasi perkapalan untuk angkutan barang serta bisnis galangan kapal.
7. PT Harita Kencana Sekuritas
PT Harita Kencana Sekuritas bergerak dalam bidang investasi dengan melayani pembelian ataupun penjualan efek (saham) baik nasabah institusi maupun nasabah individu dan kegiatan lain yang diterapkan dan/atau disetujui oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).