Bicara orang terkaya di Indonesia, nama kakak-adik Hartono tidak boleh terlewat. Keluarga Hartono berulang kali menduduki peringkat pertama orang terkaya di Indonesia. Jika digabungkan, kekayaan Michael Bambang Hartono dan Robert Budi Hartono mencapai US$50.3 miliar di tahun 2024, menempatkan mereka di posisi teratas Indonesia's 50 Richest versi Forbes.

Perjalanan Grup Djarum

Kekayaan Hartono bersaudara bersumber pada kesuksesan bisnis Grup Djarum yang mereka kembangkan dari warisan sang ayah. Oei Wie Gwan, ayah Robert dan Michael Hartono, merintis bisnis rokok usai usaha merconnya bangkrut. Dia membeli perusahaan kecil bernama Djarum Gramophon pada tahun 1951 yang kemudian berganti nama menjadi Pabrik Rokok Djarum (PR Djarum).

Baca Juga: Kerajaan Bisnis Mayora Group, Raksasa FMCG dari Tangan Dingin Jogi Hendra Atmadja

Pukulan kembali menerpa bisnis keluarga Hartono saat pabrik tersebut hampir musnah karena terbakar di tahun 1963. Di tahun yang sama, Oei Wie Gwan tutup usia dan mewariskan bisnisnya kepada Hartono bersaudara. Berkat kerja keras dan kerja cerdas keduanya, Djarum yang hampir bangkrut mampu bertahan bahkan berkembang menjadi salah satu konglomerasi bisnis terbesar di Indonesia.

Anak Usaha Grup Djarum

Tidak hanya di industri rokok, portofolio bisnis Grup Djarum telah merambah ke berbagai sektor, seperti perbankan, properti, hingga digital. Merangkum berbagai sumber, berikut daftar anak perusahaan Grup Djarum:

1. Rokok

PT Djarum merupakan lini usaha pertama Grup Djarum yang bergerak di industri tembakau. Beberapa merek rokok yang diproduksi ialah Djarum Super, 76, dan Mild.

2. Finansial

Grup Djarum merupakan pemilik PT Bank Central Asia Tbk (BCA) serta PT Daya Network Lestari (Alto). Sementara itu, terdapat beberapa cucu usaha Djarum yang tergabung dalam bisnis BCA, yakni BCA Digital, BCA Finance, BCA Syariah, BCA Sekuritas, BCA Insurance, BCA Life, BCA Finance Limited, dan Central Capital Ventura.

3. Properti

Sementara itu, di sektor properti, terdapat beberapa anak usaha Djarum, yakni:

  • PT Cipta Karya Bumi Indah;
  • PT Fajar Surya Perkasa;
  • PT Manager Lestari;
  • PT Inti Karya Bumi Indah;
  • PT Graha Padma Internusa;
  • PT Grand Indonesia.

4. Elektronik

Di lini elektronik, Djarum memiliki PT Hartono Istana Teknologi (Polytron) serta Mola TV. Tidak hanya memproduksi barang-barang kebutuhan rumah tangga seperti TV dan kulkas, Polytron juga memproduksi kendaraan listrik.

5. Perkebunan/Kehutanan

  • PT Bukit Muria Jaya;
  • PT Fajar Surya Swadaya;
  • PT Hartono Plantation Indonesia;
  • PT Muria Sumba Manis;
  • PT Silva Rimba Lestari.

6. Ritel

  • PT Supra Boga Lestari Tbk (RANC)

7. Infrastruktur Telekomunikasi

  • PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR);
  • PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR).

8. Makanan dan Minuman

  • PT Sumber Kopi Prima (Produsen Caffino dan Kopi Gajah);
  • PT Savoria Kreasi Rasa (Produsen Yuzu);
  • PT Griya Miesejati (Bakmi GM).

9. Modal Ventura

Lewat GDP Venture, Grup Djarum berinvestasi ke banyak sektor. Beberapa di antaranya ialah PT Global Digital Niaga Tbk (blibli), Dekoruma, EASYCRYPTO, Garasi.id, halodoc, Jump Start, Sweet Escape, tiket.com, TINKERLUST, Yumi, 88rising, Agate, Bolalob.com, duniaku.com, GGWP, Historia, IDN Pictures, IDN Times, Kaskus, kumparan, Mojok, Narasi, NEX, Now United, Opini.id, Popbela.com, Popmama.com, Stampede Ventures, Triller, Visinema, Womantalk, Yummy, dsb.

10. Kesehatan

Terbaru, melalui PT Dwimuria Investama Andalan, Grup Djarum ikut bergerak di sektor kesehatan dengan mengakuisisi sebagian saham PT Medikaloka Hermina (RS Hermina). Pada 25 Juni 2025, Grup Djarum membeli sebanyak 559,18 juta saham Medikaloka Hermina sebesar Rp1,04 triliun.