Dato Sri Tahir dikenal sebagai pengusaha sukses dan kaya raya di Tanah Air. Ia merupakan pemilik dari salah satu konglomerasi terkemuka di Indonesia, yakni Mayapada Group. Hingga kini, kerajaan bisnis Mayapada Group yang dirintis Tahir sejak 1986, terus beranak.
Mayapada Group diketahui menjalankan sejumlah lini bisnis yang bergerak di berbagai sektor mulai dari kesehatan (healthcare), jasa keuangan (financial), properti dan real estate, retail, hingga media.
Bahkan, dari deretan perusahaan yang bernaung di bawah Mayapada Group, beberapa di antaranya sudah berstatus terbuka dan sahamnya telah diperdagangkan ke publik.
Selain dikenal sebagai pengusaha dan filantropis, Tahir juga jadi salah satu pejabat terkaya di Indonesia. Ia adalah Anggota Dewan Pertimbangan Presiden atau Wantimpres Joko Widodo atau Jokowi. Pria yang bernama asli Ang Tjoen Ming ini pun masuk dalam urutan ke-7 di jajaran orang terkaya di Indonesia versi Forbes per Agustus 2024. Adapun, kekayaan Tahir sendiri mencapai $5,2 miliar (Rp84,34 triliun).
Lantas, apa saja portofolio bisnis di sektor keuangan yang dimiliki Dato Sri Tahir? Berikut Olenka ulas selengkapnya, sebagaimana dilansir dari berbagai sumber, Kamis (22/8/2024).
1. Bank Mayapada
Bank Mayapada bukanlah usaha satu-satunya perusahaan yang didirikan oleh Tahir. Namun, tak dapat dipungkiri bahwa tulang punggung dari bisnis layanan finansial Mayapada Group adalah Mayapada Bank atau PT Bank Mayapada Internasional Tbk yang juga merupakan perusahaan yang tercatat di bursa efek Indonesia dengan kode emiten MAYA.
Menurut sejarahnya, PT Bank Mayapada International Tbk didirikan pada 7 September 1989 di Jakarta, disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia pada 10 Januari 1990, kemudian mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 16 Maret 1990.
Sejak 23 Maret 1990, perusahaan resmi menjadi bank umum, yang diikuti perolehan izin dari Bank Indonesia sebagai bank devisa pada tahun 1993. Pada tahun 1995, Bank ini berubah nama menjadi PT Bank Mayapada Internasional Tbk. Setelah itu, tahun 1997 mengambil inisiatif untuk go public dan hingga sekarang dikenal dengan nama PT Bank Mayapada Internasional, Tbk. dengan kode saham MAYA.
Sejak tahun 1990, Bank Mayapada menjadi andalan bisnis Mayapada Group. Geliat bisnisnya mengalahkan sektor garmen yang merupakan bisnis awal Tahir. Meskipun terjadi krisis ekonomi tahun 1998, Bank Mayapada tetap eksis bahkan berani masuk ke pasar Saham Bursa Efek Jakarta.
Sebagai informasi, Bank Mayapada adalah bank komersial yang memiliki fokus bisnis pada segmen korporasi dan usaha kecil dan menengah (UKM). Sampai dengan kuartal pertama tahun 2024, pendapatan bunga bersih Bank Mayapada tumbuh 31,63% yoy menjadi Rp508,72 miliar. Pada periode yang sama, laba bersih Bank Mayapada tercatat senilai Rp5,5 miliar.
Per 30 Juni 2024, Bank memiliki 2.857 karyawan dan jaringan yang terdiri dari 1 kantor pusat, 39 cabang, 94 cabang pembantu, 66 kantor fungsional, 149 ATM, dan 5 Cash Recycling Machine (CRM) yang terkoneksi dengan lebih dari 101.326 ATM Prima dan Bersama.
Adapun, pemegang saham Bank Mayapada adalah PT Mayapada Karunia (24,16%), Dato’ Sri. Prof. DR. Tahir, MBA (19,34%), PT Mayapada Kasih (12,31%), PT Gatsu Griya Megatama (8,75%), JPMCB Na Re-Cathay Life Insurance Co Ltd (8,67%), Jonathan Tahir (5,79%), Galasco Investments (5,73%), dan publik (15,25%).
Baca Juga: Mengeksplorasi Portofolio Bisnis Properti Milik Dato Sri Tahir di Bawah Payung Mayapada Group
2. PT Topas Multifinance
PT Topas Multi Finance adalah perusahaan pembiayaan milik Dato Sri Tahir yang telah terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Adapun, perusahaan memperoleh izin usaha lembaga pembiayaan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya No. KEP-388/KM.5/2005 tanggal 10 November 2005.
Produk dan layanan yang disediakan PT Topas Multi Finance ini meliputi Pembiayaan Investasi, Pembiayaan Modal Kerja, Pembiayaan Multiguna, dan kegiatan usaha pembiayaan lainnya berdasarkan persetujuan OJK.
3. PT Sompo Insurance Indonesia (Sompo)
PT Sompo Insurance Indonesia (Sompo Insurance) adalah bagian dari Sompo Group. Sompo Insurance merupakan salah satu perusahaan asuransi umum terbesar di Indonesia (peringkat 11 berdasarkan ranking Gross Premium AAUI tahun 2022) dan telah melindungi pelanggan di Indonesia sejak tahun 1975.
Dengan 22 kantor dan lebih dari 600 karyawan tersebar di seluruh Indonesia, Sompo Insurance menyediakan berbagai produk asuransi sebagai solusi untuk melindungi bisnis dan individu dari berbagai risiko tak terduga.
Adapun, produk yang ditawarkan Sompo Insurance saat ini meliputi asuransi perjalanan, kebakaran, properti, kendaraan bermotor, dan asuransi umum lainnya. Kami memiliki jaringan penjualan yang luas dalam menawarkan produk dan layanan terbaik yaitu melalui broker, agen, bancassurance, leasing, produsen kendaraan bermotor, dan pemasaran langsung.
4. Zurich Topas Life (Zurich)
Selain membangun bisnisnya sendiri, Dato Sri Tahir melalui Bank Mayapada Internasional (Bank Mayapada) dan Mayapada Hospital juga mengumumkan kolaborasinya dengan Zurich Topas Life (Zurich), untuk memperluas layanan perlindungan kesehatan terlengkapnya Zurich Optimal Health Assurance (ZOHA).
ZOHA sendiri memberikan akses luas menuju perawatan medis terbaik di berbagai belahan dunia melalui berbagai plan. Selain itu, manfaat ini juga dilengkapi dengan fasilitas cashless untuk perawatan di Indonesia, Malaysia, dan Singapura, serta tambahan pilihan untuk menerima kompensasi atas ketidakmampuan atau kurangnya pertanggungan dari asuransi lain yang dimiliki. ZOHA sendiri juga merupakan salah satu produk flagship Zurich, telah dirilis sejak akhir 2021.
Sejak dirilis pertama kali hingga hari ini, performa ZOHA sangat baik, kontribusi di atas 30% terhadap total pendapatan premi Zurich. Adapun, per Maret 2023, Zurich membukukan pendapatan premi neto Rp190,74 miliar.
5. PT Zurich Insurance Indonesia (Zurich Insurance)
PT Zurich Insurance Indonesia merupakan bagian dari Zurich Insurance Group. Berdiri pada tahun 1991 sebagai perusahaan asuransi umum patungan, ZII melayani nasabah individu, usaha kecil menengah (UKM), dan korporasi melalui asuransi umum yang sesuai dengan kebutuhan nasabah.
Baca Juga: Perjalanan Bank Mayapada Besutan Konglomerat Dato Sri Tahir