Dato Sri Tahir memiliki tujuan hidup ingin bermanfaat bagi banyak orang. Tak ayal, bila salah satu orang terkaya di Indonesia ini memiliki sifat yang begitu dermawan. Dato Sri Tahir tak sungkan menggunakan sebagian hartanya untuk aksi kedermawanan. 

Hal tersebut dibuktikan salah satunya lewat aksi filantropis terbesarnya ketika bermitra dengan Bill & Melinda Gates Foundation dan menyumbang US$75juta untuk The Global Fund dalam rangka melawan TBC, HIV, dan Malaria di Indonesia. 

Saat berbincang dengan Pemimpin Redaksi Olenka.id Cahyo Prayogo beberapa waktu lalu, Dato Sri Tahir mengungkap kisah yang membentuknya memilih tujuan hidup ingin bermanfaat untuk orang lain. 

Usut punya usut, hal tersebut dipengaruhi dengan latar belakang keluarganya yang terbilang kurang mampu. Pendiri Mayapada Group tersebut mengungkap, dulu ia dan keluarga hidup dari uang setoran becak yang disewakan keluarganya.

“Ini sangat berpengaruh dari background, Saya adalah keluarga yang kurang mampu-lah kita sebut, orang tua cuma nyewain becak. Secara tidak langsung, sebetulnya Tukang Becak itu dengan setoran-setoran hariannya yang menghidupkan Saya,” ujar Tahir dalam wawancara eksklusif bersama Olenka seperti dikutip, Rabu (15/5/2024).

Baca Juga: Dato Sri Tahir Soroti Fenomena Banyak Munculnya Orang Kaya Baru di Era Teknologi

Baca Juga: Pesan Dato Sri Tahir untuk Para Crazy Rich yang Hobi Flexing

Latar belakang keluarga itu lah yang membentuk Tahir dengan tujuan hidup mulianya membantu banyak orang. 

“Jadi, kalau kita lihat dari sana, kita mulainya dan kita mau mengikuti, menjajaki, mengamati dengan baik. Maka dia menghasilkan hari ini, artinya kalau hari ini kita ada lebih itu sudah terima kasih banget. Saya tidak mengambil take for granted bahwa itu memang sepatutnya, karena Saya usaha keras, tidak,” imbuhnya.

Di lain kesempatan, Tahir pernah mengatakan bahwa sejak kecil sudah memiliki keinginan kuat untuk memberantas kemiskinan. Hal tersebut tampaknya yang juga menjadi alasan akan tujuan hidup yang dimilikinya. 

“Waktu saya kecil di Surabaya sering lihat TV ada orang busung lapar, yang tinggal tulang, mungkin daerah Afrika atau mana. Waktu itu mungkin di bawah umur 10 tahun, saya punya sebuah tekad, di mana jikalau suatu hari saya mampu, saya akan hapuskan kemiskinan ini,” tuturnya.

Aksi kedermawanan lainnya yang pernah dilakukan Dato Sri Tahir di antaraya adalah menyerahkan sumbangan sebesar Rp 10 miliar kepada Perwakilan Unicef Indonesia Debora Comini yang akan diteruskan kepada Perwakilan Unicef Afghanistan Herve Ludovic de Lys, Sumbangan tersebut ditujukan untuk perempuan dan anak-anak di Afghanistan saat menghadapi masa genting akibat akumulasi berbagai keadaan darurat.