Jahja pun lantas mengatakan, mengingat teknologi terus berkembang, maka prosedur dan kebijakan penanganan gangguan digital di BCA juga harus diperbarui untuk mengatasi gangguan yang berkembang.

Baca Juga: Presdir BCA Ungkap Flazz Card seperti Pasang Papan Promo, Apa Maksudnya Ya?

“Nah, hal semacam itu tidak bisa tidak, harus tetap kita jaga. Karena transaksi kita dulu itu 10 juta sehari, sekarang 134 juta transaksi per satu hari,” ungkap Jahja,

Gak cuma itu, kata Jahja, strategi yang dilakukannya itu pun terkait dengan penerapan aspek penanganan yang tepat. Dalam hal penanganan, menurutnya, perusahaan berfokus pada respons cepat dan pemulihan segala gangguan dengan baik dan cepat.

“Kalau dulu ada problem sedikit, 3-4 jam lagi (penanganannya). Sekarang 5 menit sosmed sudah ramai. Nah jadi kita harus selalu siap,” ujar Jahja.

Ke depan, lanjut Jahja, BCA pun akan terus memperkuat serta memperluas ekosistem finansial, penyempurnaan dan modernisasi dari infrastruktur teknologi informasi yang dimiliki dalam mendukung keandalan dan keamanan berbagai layanan perbankan transaksi digital sehingga diharapkan dapat meningkatkan volume transaksi digital perbankan dan dapat mendukung pertumbuhan bisnis perusahaan.

“Ya, namanya digital kan enggak pernah ada yang enggak ada masalah. Pasti ada aja masalah kecil-kecil gitu. Tapi kita harus perbaiki-perbaiki itu terus. Karena, ketika semua layanan perbankan serba digital maka akan sangat mengganggu dan merugikan ketika terjadi gangguan,” tandas Jahja.

Baca Juga: Pandangan Presdir BCA atas Potensi GPT Platform