Otto Toto Sugiri dikenal sebagai pengusaha yang menekuni minatnya dalam bidang IT. Beliau dijuluki sebagai Bill Gates asal Indonesia. Diketahui, namanya digaungkan bersama deretan tokoh-tokoh sukses yang telah masuk dalam majalah Forbes

Pria kelahiran tahun 1953 itu mengawali kariernya sebagai seorang General Manager di Bank Bali. Ia ditempatkan dalam pembuatan software untuk keperluan operasional sistem bank tersebut. Beranjak dari keberhasilannya itu, nyatanya tidak membuat ia lupa atas jatuh bangunnya usaha dalam merintis karier. 

Pada kala itu, Toto menjelaskan bahwa dirinya pernah menimpah banyak sekali masalah, mulai dari jatuh bangunnya suatu usaha hingga berkali-kali mengalami kegagalan. 

Baca Juga: Mengulik Peran Keluarga Sudono Salim dalam Pohon Bisnis Salim Group

"Jadi selama perjalanan, ada sekian banyak perusahaan juga yang gagal kok," ujar Otto Toto Sugiri seperti dikutip Olenka, Jumat (25/10/2024).

CEO dari Data Center Indonesia (DCI Indonesia) ini menegaskan bahwa dirinya pernah ke negara India untuk mengakuisisi satu perusahaan pada tahun 1993 tepatnya di Haiderabad.

"Tahun 1993 saya ke India dan mengakuisisi salah satu perusahaan di sana, tepatnya Haiderabad. Saya melakukan joint venture dengan mereka," ujarnya.

Namun, joint venture yang dilakukan bersama perusahaan asal India tersebut nyatanya tidak bertahan lama. Diketahui selama beberapa tahun mengakuisisi, Toto melihat tidak ada kemajuan yang signifikan, dan membuatnya memutuskan untuk menghapuskan namanya pada perusahaan tersebut.

"Setelah beberapa tahun dengan mereka. Saya rasa tidak bisa (melanjutkan), dan akhirnya memutuskan untuk write off," tambah Toto.

Lebih lanjut, Toto menjelaskan dari insiden tersebut memberikannya banyak pembelajaran kala hadapi sebuah kegagalan. Ia meyakini, ketika mengalami suatu kegagalan, kemudian belajar dari kegagalan yang ada. Maka, akan ada kemungkinan untuk meminimalisir kegagalan di kemudian hari. 

"Kita belajar dari kegagalan tersebut agar rasio dari kegagalan yang menimpa kita berkurang," tegasnya. 

Ketika dijelaskan bagaimana cara agar dapat mengurangi resiko kegagalan tersebut, Toto mencerminkan rrsiko yang menimpa dirinya sebagai proses bahan belajar. 

"Bagaimana caranya misalnya, itu yang kami pelajari." tutupnya.